PORTALNTT.COM, KUPANG – Nindhom Waharu (28) merupakanpeserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmenPekerja Penerima Upah (PPU) TNI.
Meskipun ia tidak pernah mengakses layanan kesehatan dengan Program JKN, namunsang istri sudah beberapa kali mengakses layanan kesehatanberbekal kepesertaan JKN aktif. Tepatnya setahun yang lalu, saat istrinya harus menjalani operasi gigi.
Nindhom menceritakan bahwa istrinya pada awalnyamerasakan nyeri dan sakit pada bagian giginya yang berlubang dan ditumbuhi daging. Ia merasa sangat terganggukarena merasa sakit ketika makan bahkan saat ia tidur di malam hari. Hal ini membuatnya segera memeriksakan gigi di drg. Yosepha Chandra, tempat fasilitas kesehatannya terdaftar.
Nindhom menambahkan, ketika sudah diperiksaoleh dokter gigi, ternyata gigi tersebut harus mendapatpenanganan lebih lanjut, sehingga diberikan rujukan keRumah Sakit Siloam di Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Atas saran dari dokter, akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Siloam di Kupang karena di Maumere tidak ada dokterspesialis bedah mulut. Daging yang tumbuh di gigi istri sayaharus diangkat oleh dokter bedah mulut di rumah sakit. Alhamdulillah setelah dioperasi, kondisi istri saya sehat dan pembiayaan untuk pengobatan ditanggung oleh Program JKN,” tutur Nindhom pada Senin (27/05).
Nindhom juga menceritakan bahwa saat ini istrinya tengahmengandung anak pertamanya. Istrinya menggunakanProgram JKN untuk menjalani pemeriksaan kandungan di Puskesmas.
Ia menceritakan, istrinya diminta bidan untukmelakukan cek laboratorium di Puskesmas Beru. Menurutcerita sang istri, para dokter dan perawat melayani denganbaik dan ramah.
“Saat ini istri saya tengah mengandung anak pertama kami yang sudah lama dinanti. Untuk persiapan lahiran sudah adaProgram JKN. Pada saat pertama mengetahui istri hamil saya langsung ingat ada Program JKN. Selama saya mendampingiistri saya mengakses pelayanan Program JKN seluruhnya baikdan ramah. Tidak ada perlakuan yang berbeda. Untuk cek laboratorium di Puskesmas fasilitasnya pun lengkap untuk ibuhamil,” kata Nidhom.
Nindhom juga menceritakan kalau istrinya ikut berpindahkemanapun ia bertugas. Ia pun merasa kemudahan akseslayanan kesehatan selama bertugas di manapun. Termasukketika ia harus melakukan perpindahan lokasi FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Maumere.
“Menurut saya Program JKN ini sangat bagus, sebablayanannya bisa dimanfaatkan di manapun. Bahkan sayasebagai tentara biasa berpindah tugas, saya bisa tidakterkendala akses layanan kesehatan karena kartu JKN berlakudi seluruh Indonesia. Saya yang dulu terdaftar di fasilitaskesehatan di tempat yang lama, ketika pindah di sini langsungsaya ubah fasilitas kesehatannya menjadi di Maumere. Infonya bisa pakai tiga kali berobat di tempat yang baru, tapisaya rasa lebih baik langsung diubah fasilitas kesehatan di sini,” ucapnya.
Nindhom sangat mengapresiasi Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Menurutnya, program ini adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap kesehatan rakyatnya. Adanya Program JKN yang mengusung konsepgotong royong diharapkan dapat memberi keringanan bagimasyarakat dari segi biaya kesehatan.
“Saya benar-benar salut dengan Program JKN ini. Setidaknyamasyarakat yang dulu sulit mengakses layanan kesehatansekarang bisa dengan mudah ke dokter, baik yang ada di Puskesmas maupun di rumah sakit. Tidak ada perbedaanpelayanan antara pasien JKN dengan pasien umum. Sistemnyasangat baik yaitu sistem gotong royong. Artinya kita bisasaling membantu satu sama lain. Semoga Program JKN bisaterus berlangsung selamanya melindungi masyarakatIndonesia,” tuturnya. (gt/si)