PORTALNTT.COM, KUPANG – Ratusan mahasiswa/I Universitas Nusa Cendana mendapatkan wawasan nasionalisme dan patriotisme dari tokoh muda terkemuka Indonesia, Inayah Wahid, dalam acara “Bakti Pendidikan Djarum Foundation Road to Campus” yang dipandu pembawa acara dan jurnalis senior Rosianna Silalahi.
Road to Campus (RTC) adalah program pelatihan keterampilan lunak (soft skills) sebagai pelengkap pencapaian akademik (hard skills) mahasiswa. Berupa talk show singkat tentang wawasan kebangsaan yang dikemas dengan sangat interaktif dan menarik ke berbagai Perguruan Tinggi, yang telah dijalankan oleh Djarum Foundation sejak tahun 2007.
Acara di Kupang, Nusa Tenggara Timur ini menutup rangkaian Program RTC 2016 yang telah hadir di di 3 universitas yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Indonesia yakni: Universitas Borneo Tarakan (13 Februari 2016) dan Universitas Musamus Merauke (30 April 2016). Kegiatan di Universitas Nusa Cendana Kupang menggenapi RTC lain yang telah dihadiri puluhan ribu mahasiswa.
“Road to Campus hadir sebagai bagian dari komitmen kami memberikan soft skills kepercayaan diri dan wawasan kebangsaan pada kaum muda sebagai bagian dari bangsa yang tangguh berkompetisi di era globalisasi,” ujar Lounardus Saptopranolo, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Sapto menambahkan, “Kami melihat bahwa daerah perbatasan merupakan muka, atau halaman depan, dari bangsa kita. Kerenanya, kami berharap talk show ini memberi pandangan agar kaum muda lebih memiliki percaya diri. Kalian harus bisa membuktikan bahwa cinta ke bangsa tak bergeming dengan iming-iming bangsa tetangga. Ibarat pekarangan, lihatlah bahwa rumput pekarangan kita, lebih hijau dari halaman tetangga,” katanya.
Inayah Wahid, tokoh muda putri presiden RI ke-4 yang aktif di bidang soaial budaya, menuturkan “Yang pertama anak muda Indonesia dapat lakukan, khususnya mereka di perbatasan, adalah menumbuhkan rasa cinta pada Indonesia. Mensyukuri semua berkah yang sudah kita miliki. Banyak bangsa lain yang tidak memiliki kekayaan seperti yang kita miliki, dan sangat menginginkan apa yang kita punya, sehingga sudah sepatutnya kita bersyukur dan memanfaatkan berkah ini dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan bangsa,” katanya.
Inayah menambahkan, “Apabila rasa cinta dan syukur sudah muncul, maka kita tidak akan fokus pada ‘kemilau tetangga’ lagi, karena kita akan sibuk untuk memberikan yang terbaik buat Indonesia. Kita akan menemukan banyak sekali cara untuk menunjukkan kecintaan kita tersebut lewat apapun yang kita bisa perbuat. Tidak peduli dimana kita berada dan apapun posisi kita,”.
Pater Gregorius Neonbasu SVD, peneliti budaya yang juga pakar antropologi menambahkan “Bangsa kita, yang sangat kaya dan memliki falsafah Bninneka Tunggal Ika, perlu lebih menekankan ‘bhinneka’ dibandingkan ‘ika’ Saya mengajak kaum muda untuk merevisit, merejuvenate dan merevitalisasi nilai-nilai luhur kita”.
Hal ini diamini oleh Aleta Baun, pahlawan lingkungan dari NTT yang juga hadir bersama Inayah Wahid dan Pater Gregorius Neonbasu. (Yos Atu)