PORTALNTT.COM, BETUN – Untuk menjadi anggota TNI, seseorang wajib mempunyai kondisi fisik yang prima. Terlebih ia mengemban tugas besar melindungi negara. Jakfar Sodik (30) memiliki pengalaman menarik sebelum menjadi anggota TNI seperti saat ini.
Ia mengaku pernah menjalani operasi varikokel pada tahun 2012 silam sebelum dirinya mendaftarkan diri sebagai calon anggota TNI. Jakfar menjalani operasi tersebut menggunakan kartu Askes ketika dirinya masih masuk tanggungan orang tuanya sebagai peserta PT Askes (Persero).
Saat dijumpai di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Malaka, Jakfar sedang mengurus pengalihan istrinya yang semula terdaftar sebagai Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) menjadi segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) mengikuti dirinya. Jakfar dan sang istri bersyukur telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena di era sekarang biaya pelayanan kesehatan serba mahal.
Menurutnya, Program JKN adalah program yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat dijamin kesehatannya. Ia cukup senang dan bahagia bisa membantu masyarakat yang membutuhkan program ini.
“Saat itu memang saya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti tes menjadi anggota TNI. Saya takut waktu itu tidak akan lulus pada tes kesehatan, akhirnya saya disarankan untuk lakukan operasi segera. Selain karena takut tidak akan lulus, saya rasa ini untuk kebaikan kesehatan saya juga ke depannya,” ceritanya, Rabu (19/10).
Pria yang ditugaskan sejak tahun 2013 berprofesi sebagai anggota TNI Angkatan Darat di Kabupaten Malaka ini mengatakan dirinya sangat terbantu oleh keberadaan jaminan kesehatan. Mulai dari terdiagnosa mengalami varikokel, menjalani pemeriksaan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan mendapat rujukan ke rumah sakit, menjalani operasi, hingga kontrol pasca pemulihan, Jakfar mendapatkan pelayanan yang sangat luar biasa.
“Saya dirawat di rumah sakit hampir satu minggu. Alhamdulillah tidak ada permintaan untuk harus membayar ini itu dari rumah sakit. Dari mulai periksa di klinik sampai dapat rujukan ke rumah sakit, dirawat di rumah sakit, dan obat-obatannya pun sama sekali tidak ada yang dibayar,” pungkasnya. (ir)