PORTALNTT.COM – Hari ini Gereja memperingati Santo Pius V, Paus. Dalam warta Injil dikisahkan setelah peristiwa penggandaan roti, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, para murid pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Saat hari sudah gelap, Yesus belum juga datang, sedangkan laut bergelora karena angin kencang. Mereka sendirian tanpa Yesus.
Situasi laut yang seperti itu mungkin tidak asing bagi para murid, karena sebagian besar dari mereka adalah nelayan. Tetapi ketidakhadiran Yesus bersama mereka dalam situasi alam yang seperti itu membuat mereka gelisah. Ketika melihat seseorang berjalan di atas air, mereka ketakutan. Yesus lalu mendekati mereka dan berkata, “Ini Aku, jangan takut!” Mereka mempersilahkan Yesus naik ke dalam perahu dan akhirnya mereka tiba di pantai yang mereka tuju.
Melalui peristiwa ini, kita dapat merefleksikannya satu dua hal. Setiap kita, siapa pun kita, pasti pernah mengalami badai dalam hidup; entah badai itu datang menerpa kehidupan pribadi, maupun keluarga kita. Badai kadang datang tak terduga, tanpa permisi, tak mengenal waktu, dan tak membeda-bedakan manusia. Badai itu bisa memberi dampak buruk. Perahu hidup kita terombang-ambing di lautan kegelisahan, kecemasan, kegetiran, ketakutan dan keputusasaan.
Apa yang bisa kita buat? Sebagaimana para murid yang mempersilahkan Yesus naik ke dalam perahu mereka, kita pun harus memperailahkan Yesus masuk ke dalam perahu hidup kita, tuk campur tangan dalam persoalan-persoalan hidup yang kita alami. Sebagaimana pun hebatnya kita, kita tetap membutuhkan Tuhan. Kita rapuh dan tidak bisa berjalan sendirian tanpa Tuhan. Kita harus mempersembahkan keterbatasan kita kepada ketakterbatasan kasih dan kuasa Tuhan.
Hal lain yang bisa kita renungkan adalah bahwa Penginjil Yohanes tidak mengatakan Yesus menenangkan badai dan gelora laut itu. Penginjil menulis bahwa setelah Yesus naik ke dalam perahu, mereka bersama-sama dengan Yesus hingga tiba di pantai yang dituju. Hal ini mau menggambarkan bahwa ketika badai mendera hidup kita dan kita meminta campur tangan Tuhan, Tuhan tidak serta merta langsung menghentikan badai itu, tetapi Ia senantiasa bersama-sama dengan kita tuk melewati badai itu.
Kadang Tuhan mengijinkan badai itu datang untuk membuat kita semakin kuat, iman kita semakin kokoh teruji. Ia akan menyertai kita dengan rahmat yang kita butuhkan hingga kita sampai kepada tujuan yang Ia kehendaki. Tak bisa dipungkiri, bahwa ketika badai hidup datang, terkadang masih ada orang yang tidak mempersilahkan Tuhan masuk ke dalam perahu mereka, tetapi mempersilahkan kekuatan-kekuatan lain yang berseberangan dengan Tuhan untuk masuk. Perlu diingat, bahwa meskipun kekuatan-kekuatan itu terlihat bisa menolong, tetapi ia belum tentu membawa kita kepada tujuan yang hendak dituju. Hanya Tuhanlah jalan dan kebenaran itu sendiri.
Sebagai umat beriman, mari terus mengayuh bersama Tuhan, Ia tak pernah meninggalkan perahu kita. Ia sendiri telah berkata, “Ini Aku, jangan takut!” (John Bahy)