PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Masih pagi benar, warga Dusun Lekunik, Desa Lekunik dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat lelaki dalam posisi tergantung di sebuah pohon asam tepat di ruas jalan George Bait, pertigaan menuju Bandara D.C Saudale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 06.46.
Penemuan Mayat tersebut diduga merupakan korban bunuh diri karena saat ditemukan, posisi mayat tergantung pada sebuah ranting pohon asam di pinggir jalan umum dengan terikat tali yang melilit pada bagian leher korban.
Menurut beberapa warga yang dijumpai awak media ini di TKP menjelaskan bahwa penemuan mayat tersebut berawal dari salah seorang petugas di Bandara D.C Saudale yang kebetulan melintas melewati jalan raya yang mana posisi pohon asam tempat mayat korban tergantung hanya berjarak sekitar 5 meter dari pinggir jalan.
Melihat mayat tersebut, petugas Bandara D.C Saudale itu pun memberitahukan pada warga yang tinggal disekitar TKP dan kemudian warga menginformasikan kepada pihak Polsek Lobalain.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata korban adalah Pratu AT yang merupakan salah satu anggota TNI AD yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao. Peristiwa itu langsung tersebar ke masyarakat.
Hingga Tak lama kemudian, anggota Kodim 1627 Rote Ndao, Pratu Valen, langsung menuju ke lokasi kejadian untuk mengeceknya. Ternyata benar, AT sudah tak bernyawa. Jasad AT kemudian diturunkan dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ba’a untuk dilakukan visum.
Sementara itu, Danrem 161/ Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes dalam penjelasannya seperti di lansir dari detik.com juga membenarkan bahwa korban adalah Anggota TNI AD yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.
“Ya korban adalah anggota kami. Tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuhnya. Murni gantung diri,” jelas Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.
Terkait dengan motif bunuh diri, berdasarkan laporan yang dihimpun media ini bahwa sehari sebelum ditemukan tak bernyawa, Pratu AT sempat curhat pada salah satu rekannya bahwa orang tua pacarnya MM meminta belis (mahar/mas kawin) sebesar 250 juta rupiah.
Sementara saat itu Pratu AT hanya memiliki uang sejumlah 40 juta rupiah di rekeningnya. Hal tersebut diduga kuat membuat Pratu AT depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya sendiri.