PORTALNTT.COM, LEMBATA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar rapat paripurna dengan acara penutupan masa persidangan ketiga tahun sidang 2020 sekaligus pembukaan tahun sidang 2021 dan masa persidangan kesatu tahun sidang 2021 DPRD kabupaten Lembata, Senin (18/01/2021).
Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero, S.sos mengatakan momentum tahun 2020 telah dihiasi dan diwarnai dengan keragaman dinamika, keharmonisan ketidaksesuaian pendapat dan ketidakcocokan ide telah dilewati.
“Tetapi kita telah mengakhirinya dengan sebuah kemenangan bersama. Kemenangan daerah dan kemenangan demi sebuah tujuan mulia yakni perjuangan untuk memenangkan kepentingan masyarakat dalam karsa dan karya,” ungkapnya.
Lanjutnya, pandemi covid-19 menjadi bencana kesehatan dunia abad ini dan telah memberikan dampak sosial terhadap seluruh aspek kehidupan manusia.
“Ketimpangan di bidang kesehatan kemudian merembes luas pada kompleksitas permasalahan di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, keuangan dan pembangunan masyarakat karena adanya pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan yang diwajibkan untuk ditaati oleh siapupun tanpa pengecualian,” katanya.
Dengan pembatasan ini, kata Piter Gero sapaan akrabnya, aktivitas perekonomian masyarakat menjadi lumpuh dan kondisi keuangan masyarakat menjadi persoalan utama yang menggangu tatanan kehidupan secara menyeluruh.
“Pendidikan anak terganggu, relasi sosial dibatasi pemenuhan kebutuhan hidup harian terhambat,” jelasnya.
Terhadap kondisi ini, Piter Gero menjelaskan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah mengambil kebijakan strategis untuk dilaksanakan pemulihan kondisi kesehatan dan perekonomian masyarakat dalam kerangka regulasi melalui bantuan langsung tunai (BLT) yang ditalangi dari beberapa pos belanja.
“Dan kabupaten Lembata telah menindaklanjutinya dengan melakukan realokasi, refocusing atau penyesuaian terhadap APBD TA 2020 sebanyak enam kali mendahului perubahan dan memberi fokus perhatian pada penanganan kesehatan, penanganan jaring pengaman sosial dan penanganan dampak ekonomi,” tandas Putra asal desa Lamadale ini.
Dikatakan mantan Photografer handal ini, belum berakhir persoalan covid-19, Lembata kembali dihadapkan pada persoalan sosial dengan adanya bencana erupsi gunung Ile Lewotolok yang memaksa masyarakat di 2 kecamatan yakni kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur harus meninggalkan kampung halamannya dan menumpang di tenda-tenda pengungsian.
“Kondisi ini mengharuskan pemerintah bersama lembaga DPRD, forkopimda dan semua stake houlders terkait untuk berpikir ekstra dalam penanganannya,” pungkasnya.
Penulis: Wilibaldus Kali
Editor: Jefri Tapobali