Penulis dan Editor: Jefri Tapobali
PORTALNTT.COM, NGADA – Bank Pemerintah Daerah NTT atau Bank NTT dengan tagline Melayani Lebih Sungguh, di bawah kepemimpinan Direktur Utama, Harry Alexander Riwu Kaho kian menunjukkan eksistensinya dalam mendukung dan mewujudkan visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT menuju NTT bangkit NTT Sejahtera.
Terobosan demi terobosan dilakukan pihak manajemen guna menjawab harapan Gubernur selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan para Bupati/ Wali Kota sebagai pemegang saham.
Langkah konkrit yang kini dilakukan dalam mempercepat akselerasi pembangunan di daerah, melalui kebijakan yang sesuai dengan regulasi dan aturan perbankan, Bank NTT memberikan pinjaman daerah kepada 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Ende, Ngada, Manggarai Timur dan Manggarai.
“Kita saat ini ada 4 kabupaten, Ende, Ngada, Manggarai Timur dan Manggarai,” ungkap Dirut Alex usai penandatangan pinjaman daerah antara pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Bank NTT di Desa Compang Ndejing, Sabtu 15 April 2022.
Menurut Alex, setelah penyelesaian akad kredit, nanti akan diselesaikan beberapa prosedur lainnya untuk untuk pencairan, termasuk melaporkan ke kemendagri sesuai regulasi yang terbaru.
“Kita tunggu dari pemerintah kabupaten kapan mau pencairan. Pencairan itu sangat tergantung dari pemerintah Kabupaten,” tandas Dirut Alex.
Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, tentang pinjaman daerah masih banyak pihak yang mempersoalkan tentang pembayarannya.
“Ada yang bilang nantinya Provinsi bangkrut, kabupaten bangkrut kalau pinjam. Kita pinjam uang maka kita akan menang waktu dibandingkan kita cicil waktu dengan cicil uang itu beda. Ini namanya kita sedang melakukan pinjaman untuk cicil uang. Selama ini yang terjadi uangnya tidak cicil waktunya dicicil,” jelas Laiskodat.
Menurut Gubernur, pembangunan di daerah ada yang dibiayai oleh APBD dan juga ada yang dibiayai oleh Lembaga Jasa Keuangan sebagai tanda mempercepat kebutuhan dan kepentingan rakyat.
“Yang selama ini dibiayai oleh APBD yang cenderung sangat terbatas. Apalagi perencanaan pembagian semuanya dibagi sama rata. Sudah kecil baru sama rata, itu tidak ada,” tegas Gubernur.
“Saya sangat memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten Ngada yang mengambil langkah yang tidak biasa. Meminjam pada Bank NTT dengan regulasi yang lebih sederhana,” puji Gubernur pada Bupati Ngada disambut tepuk tangan hadirin yang hadir saat penandatangan akad kredit perjanjian antara pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT di lokasi Pasar Bobou.
Diakui Gubernur dirinya sangat jarang memberikan pujian kepada orang lain tapi jika itu terjadi maka memang hal itu sangat luar biasa.
“Terima kasih Bank NTT. Saya melihat Bank NTT ini bergerak, apa yang dulu saya mimpikan sebelum jadi Gubernur itu dapat dilakukan oleh Bank NTT,” ungkap Gubernur memberikan pujian kepada Dirut Alex dan jajaran direksi, serta seluruh manajemen Bank NTT.
Sementara itu Bupati Ngada, Andreas Paru mengatakan pinjaman Rp 125 Milyar akan digunakan untuk mendukung sektor pertanian, pariwisata dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
“Kami akan memaksimalkan sedemikian dana pinjaman. Memanfaatkan semua potensi daerah dan ingin meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan-penerimaan lewat digitalisasi,” ungkap Andreas.
Andreas menjelaskan, saat ini masukan-masukan PAD yang bersumber dari retribusi itu, semua sudah dilakukan dengan digitalisasi yang dilandasi oleh peraturan bupati (Perbup) pada tanggal 1 April 2021 dan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kerjasama dengan Bank NTT.
“Fokus pembangunan Ngada tentunya bermuara dari kebijakan pemerintah pusat dan juga visi misi pemerintah Provinsi NTT yaitu pemberdayaan petani, peternak, nelayan dan semua destinasi wisata dengan menggerakkan semua potensi yang ada dengan tagline yang selama ini kami dengungkan Tante Nela Paris. Bagaimana memberdayakan pada petani, para peternak, para nelayan sebagai leading sektor untuk menggerakkan, mendorong perekonomian di kabupaten Ngada,” jelasnya.
Untuk itu, Andreas memberikan apresiasi dan terima kasih karena dengan dukungan pinjaman daerah maka akselerasi pembangunan itu akan terjadi mengingat keterbatasan fiskal daerah.
“Maka pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih Bank Indonesia, Bank NTT. Kami sudah berkomitmen, bertekad untuk bersama-sama berkolaborasi dengan semua komponen desa, masyarakat untuk bersama-sama membesarkan Bank NTT yang ada di kabupaten Ngada,” pungkas Bupati Andreas Paru.
Kepala BI Perwakilan Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja. dalam kesempatan tersebut memberikan dukungan terhadap Pemkab Ngada yang sudah mengambil langkah tepat untuk bagaimana mempercepat pembangunan di daerah dengan melakukan pinjaman kepada Bank NTT.
Ia mengharapkan agar Pemkab Ngada mengoptimalkan digitalisasi agar sumber-sumber PAD bisa ditingkatkan.
“Digitalisasi sudah dilakukan di Ngada.
Revolusi digital mau tidak mau kita harus bergerak. Dan ini semuanya menuntut kecepatan, mobilitas dan tentunya harus aman sehingga tentu kita tetap beradaptasi dengan perkembangan jaman. Pasar Tradisional harus didorong menjadi pasar digital,” katanya.
Diakuinya dari beberapa pengalaman pemerintah daerah yang menggunakan sistem digitalisasi dengan model pembayaran QRIS seperti ini kenaikan PAD nya 30 – 70 persen.
“Selain peningkatan PAD juga ada efisiensi anggaran. Di Surakarta efisiensinya mencapai Rp 1 milyar, nah ini bisa di contoh oleh seluruh kota dan kabupaten di NTT,” tegasnya.
Untuk diketahui 4 daerah yang melakukan pinjaman dengan target pengembalian 2 tahun 8 bulan (32 bulan). Kabupaten Manggarai Timur Rp 150 Milyar dengan jangka waktu 32 bulan, Kabupaten Ngada Rp 125 Milyar dengan jangka waktu 32 bulan.