PORTALNTT.COM, WAIKABUBAK – Pasola merupakan tradisi budaya warisan leluhur sebagai ikon budaya Sumba yang kini sangat diminati oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Pasola dikenal sebagai upacara tradisional berkuda dan saling melempar kayu/lembing dari atas kuda yang sedang berlari. Salah satu daerah yang menggelar festival atau perang adat Pasopati adalah Wanokaka, namun lokasi penyelenggaraan masih belum representatif, sehingga banyak penonton baik dari wisatawan lokal maupun wisatawan internasional mengalami kesulitan. Hal ini kemudian mendapatkan perhatian dari komisi V DPR RI.
“Saya masih ingat betul, Tanggal 12 Mei 2016 lalu saya datang ke Sumba Barat dan sempat mengunjungi Wanokaka. Saat itu Bupati Sumba Barat baru beberapa bulan menjabat setelah dilantik tanggal 17 Februari 2016. Waktu itu saya sampaikan kepada Bupati bahwa saya akan memberi dukungan penuh pada kegiatan infrastruktur, termasuk pengembangan pariwisata. Pasola itu festival yang mendunia. Nilai jual pariwisatanya luar biasa. Sumba Barat dan NTT dikenal ke seantero dunia karena Pasola. Banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang hadir. Namun, kondisi lapangan, tempat pergelaran Pasola itu sudah tidak mendukung. Arenanya kecil, memanfaatkan lapangan sekolah dasar. Tidak ada tempat yang nyaman bagi penonton untuk duduk. Jika banyak orang yang hadir, maka kesulitan dalam hal parkir dan dapat menutup akses jalan karena penonton duduk atau berdiri di jalan. Waktu itu saya minta teman-teman dari Cipta Karya Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) agar segera melakukan survei kawasan pasola yang representatif,” urai Fary Francis pada portalNTT saat bersama rombongan meninjau lokasi pasola di Wanokaka, Senin (15/05/2017).
Fary Francis mengatakan saat itu juga Dia berkesempatan mengunjungi Nihiwatu, Hotel terbaik di dunia. Karena hotel ini berkelas dunia maka Ia minta infrastruktur jalan menuju Nihiwatu juga harus berkelas dunia.
“Saya mendorong terobosan ini untuk mendukung pariwisata di Sumba Barat. Jika aksesnya bagus maka semakin banyak orang yang berkunjung ke Nihiwatu. Hari ini, saya datang lagi ke Sumba Barat untuk memastikan beberapa komitmen yang sudah saya sampaikan setahun lalu. Bupati sudah menjamin soal lahan baru pasola tidak bermasalah, saya pastikan bahwa pembangunan kawasan pasola siap dibangun tahun ini. Saya bertemu dan berdialog dengan ‘tuan tanah’ di situ. Mereka sangat mendukung penataan kawasan pasola di tempat itu. Menurut tuan tanah, dulu lokasi pasola di tempat itu. Makanya tempat itu dinamakan desa Pahola. Mereka siap lahan seluas kurang lebih 4 hektar itu ditata dan dibangun arena pasola yang lebih baik dan respresentatif, Pembangunannya selama 2 tahun,” kata politisi Gerindra ini.
Karena arena pasola ini bersentuhan dengan kebutuhan air, maka Dia minta pihak Cipta Karya dan Balai Wilayah Sungai NTT untuk segera berkoordinasi dan menyiapkan sarana air bersih di tempat itu. Ada beberapa titik mata air di sekitar lokasi, salah satunya memiliki debit 9 liter/detik, yang sudah disurvei instansi terkait di Pemkab Sumba Barat.
“Saya bersyukur kunjungan saya kali ini didampingi Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Bapak Max Josua Yoholtuwu. Terkait akses jalan ke kawasan pasola, saya minta agar Pak Dirjen bisa membantu. Apalagi itu akses jalan non status dan Pak Dirjen langsung meminta Camat Wanokaka agar segera mengajukkan proposal terkait penanganan jalan desa Pahola,” tandasnya.
Terkait pembangunan infrastruktur jalan ke Nihiwatu, menurut Dia, perencanaan sudah ada dan tahun ini juga siap dikerjakan.
“Tidak ada soal lagi mengenai lahan. Saya akan memberi dukungan full bagi masyarakat di sini. Banyak program yang kita dorong tetapi seringkali daerah yang kurang maksimal memenuhi persyaratan-persyaratan. Saya juga akan dorong pengembangan rumah-rumah adat di Sumba Barat. Di sini budaya adalah urat nadi masyarakat. Dari itu mesti ada upaya revitalisasi aset-aset budaya itu. Saya minta Pemerintah Sumba Barat menyiapkan proposalnya. Dalam komitmen dan niat tulus membangun Indonesia dari desa, mudah-mudahan berbagai program pembangunan ini berdampak positif bagi masyarakat di Sumba Barat,” imbuhnya. (Mus)