Kisah Pilu WNA Irak, Negaranya di Landa Perang Ingin Mencari Suaka di Australia, Terdampar di Pulau Rote

  • Whatsapp
banner 468x60

Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali

PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Adalah Mushin Hassan, seorang WNA asal Irak bersama keluarganya yang terpaksa harus pergi jauh meninggalkan negerinya karena situasi keamanan yang kian hari kian mencekam.

Mushin Hassan bersama keluarganya pun kabur meninggalkan Irak akibat perang saudara yang telah memakan ribuan korban jiwa. Mushin bersama keluarganya pergi meninggalkan Irak lewat jalur darat dan laut dan hendak pergi ke mencari suaka politik di Australia sejak beberapa bulan lalu.

Setelah memasuki wilayah Indonesia, tepatnya di Sulawesi. Mushin bersama keluarganya menyewa nelayan setempat untuk mengantarkan mereka ke Australia lewat jalur laut menggunakan perahu nelayan.

Hingga di wilayah perairan Rote, Nelayan asal Sulawesi tersebut menitipkan Mushin dan rombongannya kepada Nelayan asal Desa Papela, Kec. Rote Timur yang lanjut mengantarkan Mushin sekeluarga menuju Australia pada, Sabtu (10/12/2022).

Namun naas, ketika mereka tiba di Pulau Ahsmore (Pulau Pasir), Rombongan Mushin bersama Nelayan Desa Papela malah tertangkap oleh pihak Otoritas Autralia yang akhirnya mereka malah di tolak dan di pulangkan kembali ke wilayah Indonesia. Hingga akhirnya perahu mereka terdampar di Selatan Pulau Rote, di Desa Dodaek, Kec. Rote Selatan.

Alhasil, Mushin dan rombongannya beserta Nelayan Desa Papela pun diamankan oleh Pihak Satreskrim Polres Rote seusai mendapatkan laporan masyarakat atas kehadiran mereka di Rote Ndao, pada Rabu (14/12/2022).

Mushin bersama keluarganya sejumlah total 13 orang tersebut akhirnya diamankan dan di tampung di Polres Rote Ndao untuk sementara waktu, sembari menunggu pihak Imigrasi Indonesia yang akan membawa mereka ke Kupang, NTT untuk selanjutnya akan di carikan negara yang siap menerima mereka.

Saat ditemui media ini di Aula Mapolres Rote Ndao pada, Kamis (15/12/2022) Mushin menjelaskan bahwa dia bersama keluarganya merasa terancam di Irak dan terpaksa harus keluar dari Irak.

Mushin Hassan yang ternyata juga seorang Jurnalis televisi di Irak ini mengungkapkan bahwa perang di Irak terus berkecamuk dan telah memakan ribuan nyawa.

“Di Irak sedang terjadi perang saudara antara kubu pemerintah dan Oposisi, banyak jurnalis yang ditembak mati oleh aparat,” ungkap Mushin Hassan.

Mushin berharap agar anaknya bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik, karena situasi di Irak sudah sangat mengancam nyawanya dan keluarganya.

“Saya sayang anak saya, dia masih kecil dan demi masa depannya kami terpaksa harus keluar dari Irak karna disana tiada hari tanpa perang, bunyi tembakan sudah seperti musik yang menemani kami sepanjang hari,” ungkap Mushin Hassan, WNA asal Irak.

Selama tiga hari ini Mushin dan rombongannya berada dalam pengamanan Polres Rote Ndao, Mushin mengungkapkan bahwa Orang Indonesia baik dan ramah. Mushin berharap agar ia dan keluarganya bisa segera mungkin mendapatkan negara yang mau menerima mereka.

Adapun Mushin Hassan bersama 12 orang Imigran gelap asal Irak tersebut,
yakni, Ilham Haji (Perempuan), Bnyat Khdhir (Laki-laki), Mond Khdhir (laki-laki), Abdulbaqi Hasan (Laki-Laki), Renas Gohdar Ali (Perempuan), Anahi Abdulbaqi (Perempuan), Dlsher Khder (Laki-laki), Rezhan Talih (Perempuan), Limas Dlsher (Perempuan), Ahmed Sdeek Omar (Laki-laki), Zherwan
Hussen (Laki-laki) dan Beston Mohamd Ali (Laki-laki).

Sementara itu ke- 3 orang ABK Kapal Asal Desa Papela, Kec. Rote Timur, yakni Isro Pello (Nahkoda, 29 th), Aris Djawa (ABK, 28), Rayan Hidayat Gafur (ABK, 30) juga saat ini sedang ditahan oleh Polres Rote Ndao guna Kepentingan penyelidikan terkait dugaan penyelundupan Imigran gelap.

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60