Kolaborasi Dekranasda, PLAN International dan Du Anyam, Latih Skill Anak SLB Serta Ciptakan Ekosistem Bisnis Bagi Kaum Disabilitas

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, KUPANG – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT berkolaborasi dengan Yayasan PLAN International dan Du Anyam melatih skill anak-anak di SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri Oelamasi, Kabupaten Kupang.

Kegiatan yang bertajuk program pelatihan Futuremakers ini untuk meningkatkan skill siswa berkebutuhan khusus (disabilitas) membuat berbagai macam karya anyaman berbahan dasar daun lontar.

Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat menjelaskan pihaknya berkolaborasi dengan PLAN International untuk mendukung visi misi pemerintah.

“Selama ini kami Dekranasda, PKK berkolaborasi dengan PLAN Indonesia. Mereka bukan sekedar bikin program tanpa berkolaborasi dengan pemerintah. Jadi apa yang menjadi visi misi pemrintah mereka dukung,” ungkap Bunda Julie Laiskodat sapaan akrabnya pada PortalNTT, Selasa 21 Februari 2023z

Diakui Bunda Julie, kolaborasi bersama PLAN salah satu fokusnya pada peningkatan skill anak-anak disabilitas di 42 SLB (Sekolah Luar Biasa) di NTT.

“Salah satu yang saya titipkan ke PLAN itu anak-anak yang kebutuhan khusus di SLB karena saya sedih ketika kunjungan ke desa-desa anak-anak yang berkebutuhan khusus itu diabaikan orangtua. Bahkan ada yang tidak mau menaruh nama anaknya di dalam Kartu Keluarga mereka, sampe separah itu. Mungkin mereka malu dan lain hal,” tandas Bunda Julie.

Menurutnya anak-anak disabilitas itu ada kekurangannya dan ada juga kelebihannya, yang mana kelebihannya itu yang mau ditingkatkan.

“Jadi PLAN merekrut Du Anyam untuk membantu memberikan pelatihan. Salah satu potensi kita adalah anyaman. Karena potensi daun lontar, daun Pandan yang banyak. Sasarannya pariwisata. Kita tahu hotel-hotel, restoran akan berjamuran, otomatis kebutuhan akan taplak meja, taplak gelas, saya mau anyaman buatan kita dipakai daripada buatan dari luar, uangnya keluar bukan ke kita,” tegas Anggota DPR RI dapil NTT 1 ini.

Menurut Bunda Julie anak-anak dilatih bukan hanya skillnya tapi juga enterpreneurnya.

“Jadi bukan latih cara anyaman saja tapi ajar cara hitungnya. Misalkan mereka bisa mendapatkan keuntungan jasa Rp 2 ribu persatu anyaman yang kecil. Sehari kalau dibuat yang kecil 10 buah kerjanya 6-8 jam maka keuntungannya sudah Rp 20 ribu,” jelasnya.

“Du Anyam dan PLAN akan melatih skill mereka sampai etos kerja,” sambungnya Bunda Julie.

Ira salah satu instruktur dari Du Anyam menjelaskan program ini namanya Futuremakers.

“Kita target ada 400 peserta. Dimana 100 orangnya adalah teman-teman disabilitas dan 60 persen dari pesertanya adalah perempuan. Kita arahkan 400 orang ini memulai bisnis dari bidang kriya,” kata

Menurutnya di tahap awalnnya akan di kasih pelatihan tentang wirausaha.

“Setelah mereka tahu tentang berwirausaha kita kasih pelatihan tentang ketrampilan,” jelasnya.

Saat ini, kata akan ada 5 jenis produk yang akan diproduksi.

“Pertama Tote Bag, Eko Bag, anyaman alas piring dan gelas. Dari 400 orang kita akan bagi ke dalam 10 kelompok. Kita sementara pelatihan nanti kita akan fokuskan kelompok mana produksi apa,” tandasnya.

Sementara itu Albert Amtiran dari yayasan PLAN International mengaku bahwa pihaknya telah melakukan riset untuk pangsa pasarnya.

“Kami sudah mulai dengan melakukan riset di Kota Kupang sudah ada beberapa Hotel yang mau beli. Selanjutnya ada dari Bali. Dan juga kementrian PU yang sudah memesan 700 Tote Bag,” ucap Amtiran.

Menurut Amtiran tujuan sebenarnya dari program ini ingin membangun eksositim bisnis.

“Prinsipnya Green bisnis. Sebisa mungkin kita menjaga lingkungan. Maka semua produk yang kita buat meminimalisir pengguanan plastik,” tutup Amtiran.

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60