Kontroversi Semau, RWT Sebut Ada Lompatan Untuk Penanganan Covid

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, SUMBA BARAT DAYA –
Kontroversi pelaksanaan pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang dihadiri oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan sejumlah Bupati se NTT di desa Otan-Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang pekan kemarin dianggap Anggota DPR RI, Ratu Wulla Talu sebagai upaya lompatan untuk penanganan covid 19 di wilayah tersebut sehingga dirinya meminta publik harus melihat peristiwa itu secara komprensif dan bukan parsial.

Demikian yang disampaikan Ratu Wulla Talu kepada VN, Senin (30/8) malam.
Ratu Wulla Talu menyebut sebagai pejabat publik, tentu Gubernur dan Para Bupati Se NTT paham betul akan situasi dan kondisi yang dihadapi NTT apalagi di tengah pandemi covid 19 dan penerapan PPKM level IV. Sehingga pelaksanaan kegiatan itu sebutnya pasti sudah melalui tahapan-tahapan sesui prokes yang ditentukan mulai dari rapid antigen dan ketentuan lainnya.

“Nah pelaksanaan PPKM level IV itu kan ada aturan pembatasan dalam membuat kegiatan misalnya dalam ruangan itu peserta yang ikut itu hanya 20-25 persen dari total peserta yang diundang. Begitupun dengan prokes lainnya tentu itu sudah diterapkan oleh penyelenggara dalam hal ini OJK dan Bank NTT. Toh Gubernur dan Bupati mereka itukan diundang bukan penyelenggara,” katanya.

Dirinya menguraikan persoalan semacam ini harusnya disikapi bijak oleh masyarakat dengan melihat substansi dari kegiatan itu dimana menurutnya kegiatan pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) adalah sesuatu yang penting dan urgen apalagi ini berkaitan dengan ekonomi warga yang terdampak dari pandemi 19.

“Sebagai pemimpin, Pak Gubernur tidak mungkin diam tentu beliau akan mengambil langkah antisipasi soal ini dengan mendorong percepatan akses keuangan daerah di setiap kabupaten khususnya dalam penanganan covid 19 misalnya dengan mempermudah akses ekonomi bagi pelaku UMKM. Ini kan demi warga kita. Dampak pandemi ini lebih terasa itu sektor ekonomi. Banyak bisnis warga khususnya UMKM jadi lesu. Jadi hemat saya, kita harus berpikir out of box jangan lihat dari tayangan pesta itu saja tapi substansi dari kegiatan itu. Toh yang jadi sorotan soal pesta atau joget-joget itukan sudah sore berarti kegiatan itu menurut saya sudah selesai. Kalaupun jadi sorotan netizen itu membuktikan bahwa masyarakat kita punya perhatian buat daerah dan pemahaman akan covid semakin tinggi,” katanya. (Red)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60