PORTALNTT.COM, SUMBA TENGAH – Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni beberapa waktu lalu, yang diadakan setiap tahun sejak 1974, telah berkembang menjadi platform peringatan global terbesar, dengan jutaan orang dari seluruh dunia terlibat untuk melindungi planet ini, yang telah menginspirasi banyak perubahan positif.
Dengan lebih dari 150 negara berpartisipasi, hari internasional PBB ini melibatkan pemerintah, dunia bisnis, masyarakat sipil, sekolah, selebriti, kota dan komunitas, meningkatkan kesadaran dan merayakan aksi lingkungan.
Ketua Yayasan Karya Kolping sekaligus Sekretaris Kolping Indonesia, Paulce Parera dalam sambutannya menguraikan bahwa pentingnya Kolping memandang isu lingkungan hidup ini.
“Peringatan 50 tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini mengusung tema “ONLY ONE EARTH atau HANYA SATU BUMI”. Tema ini mau terus mengingatkan kita betapa rumah kita hanya satu, hanya bumi yang satu ini, maka tidak terhindarkan untuk kita merawatnya,” kata Paulce.
Menurutnya, situasi akhir-akhir ini kian memprihatinkan dengan serangan hama belalang kembara di hampir sebagian besar pulau Sumba.
“Upaya-upaya tak kenal lelah telah dilakukan pemerintah dan berbagai pihak. Hal ini telah mengancam ketahanan pangan kita akibat gagal panen yang terjadi. Perubahan iklim yang kian meresahkan ini menjadi faktor kuat dari ancaman bahaya kelaparan ini. Bicara tentang perubahan iklim adalah bicara tentang perilaku-perilaku yang mengabaikan dan menghancurkan lingkungan,” tandas Paulce.
Paulce mengatakan, mengenang dan mendukung 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Karya Kolping Indonesia mengambil sebuah AKSI bersama-sama dengan komunitas pemerhati lingkungan seluruh dunia.
“Kegiatan akan dilaksanakan dalam balutan nuansa “Lingkungan Hidup” terkait isu kesehatan dan ketahanan pangan dengan kegiatan yakni Plant The Seed (Tanamlah Benih itu) dan Budidaya Kedelai dan Sorgum,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Tengah, Keda Rambu Katta, S. Si menyampaikan tentang pentingnya memperhatikan isu-isu lingkungan di tengah pembangunan-pembangunan fisik yang dilaksanakan dengan berbagai tempat.
“Izin lingkungan menjadi penting dalam perencanaan pembangunan kita, katanya.
Selain itu, sambil mengutip beberapa nats dari Kitab Suci yang dibawakan dalam doa pembukaan, Ibu Rambu mendorong dan mengingatkan akan terjadi perubahan perilaku dan kesadaran yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan komunitas kecil kita.
“Kita harus mulai sudah untuk menanam, dan menanam pohon. Tanam saja dulu, jangan terlalu takut dengan “nanti tidak tumbuh, tegasnya penuh semangat,” ungkap Ibu Rambu.
Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon di Kebun Remaja Kolping Katiku Loku, Sumba Tengah. Semua peserta membawa anakan-anakan pohon dan tumbuhan lain yang telah dipersiapkan untuk ditanam, para peserta kegiatan menikmati momen-momen menanam. Suasana siang yang cerah sangat mendukung acara tanam bersama ini.
Kegiatan dilanjutkan dengan Renungan dan Doa Bumi yang dibawakan oleh Preses Kolping Indonesia, P. Marianus Dapa Talu, CSsR.
Dalam renungannya, yang mendasarkan pada Kisah Penciptaan kitab Kejadian, Pater Yanus memaknai Kejadian 1, “Pada mulanya Allah menciptakan Langit dan Bumi,” sebagai suatu acuan teologis bahwa bumi itu diciptakan pertama, dan manusia diciptakan terakhir, sehingga manusia tidak boleh mengambil sikap menguasai bumi dan menjadi sombong yang pada gilirannya merupakan aksi penghancuran bumi.
“Kita sudah tidak boleh lagi lebih mempunyai sikap membuang (Throwing), tetapi harus lebih mengumpulkan (Collecting),” ungkap Pater mengingatkan para peserta.
Para peserta kegiatan berasal dari berbagai unsur yakni pemerintah kabupaten dan desa, Gereja, lembaga-lembaga di seputaran Katiku Loku serta para anggota dan pengurus Kolping.
Mahkota dari rangkaian acara ini adalah prosesi pembuatan Taman Doa Pater Herman dan peresmian Kantor Yayasan Karya Kolping. Pater Yanus memberkati plakat-plakat kecil yang ditempatkan kemudian di ruangan khusus yang akan menjadi kamar doa Pater Herman.
Pater Herman adalah perintis Kolping di Sumba dan menjadi penggerak serta Preses dari tahun 1994 s/d 2014. Tanggal 6 Juni lalu adalah peringatan dua tahun meninggalnya di Jerman.