PORTALNTT.COM, MAUMERE – Masyarakat desa Lenandareta kecewa dengan PT Waigete Abadi, kontraktor yang mengerjakan peningkatan jalan hotmix dari Wolowiro sampai Nuaria. Pasalnya, Desa Lenandareta yang memiliki delapan titik gorong-gorong sebagai tempat yang dipakai untuk pembuang saluran air telah ditutup mati dengan tanah karena ada pembangunan pelebaran jalan. Demikian disampaikan Ketua BPD Lenandareta Ignasius Egi saat ditemui media, Rabu (17/11/2016) di Dusun Nuabari, Desa Lenandareta, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka.
“Pada saat sosialisasi untuk peningkatan jalan, kita pernah angkat agar gorong-gorong tetap dihidupkan sehingga kalau hujan airnya bisa melewati gorong-gorong. Janji dari kontraktor tetap dikerjakan gorong-gorongnya, tetapi sekarang mereka melakukan pelebaran jalan, gorong-gorong telah ditutup dengan tanah. Kita masyarakat kecewa sekali karena biar jalan telah dihotmiz tetapi kalau hujan, airnya yang cukup deras akan merusak jalan yang sudah diaspal,” tegas Egi.
Dikatakannya, janji kontraktor dan pengawas bahwa akan kembali membangun ulang gorong-gorong di delapan titik itu, sampai sekarang belum dilaksanakan. Kita masyarakat hanya meminta agar dibangun kembali gorong-gorong yang sudah dijanjikan itu. Jalan sudah dihotmix dan ada gorong-gorong yang masih hidup tentu kualitas jalan akan bertahan lama tentu dengan sendirinya kami sebagai masyarakat akan menikmati jalan juga agak lama.
Ketua BPD Lenandareta Ignasius Egi mengatakan dengan ada jalannya hotmix ini kami masyarakat sangat bersyukur sekali karena sejak Indonesia merdeka Desa Lenandareta bisa menikmati jalan Hotmiz. tetapi kami sangat disayangkan dengan ditutupnya gorong-gorong yang akan merusak jalan tersebut, sehingga kita tidak inginkan jalan yang sudah dianggarkan begitu besar rusak sekitar 2-3 bulan.
Hal yang sama juga ditambahkan oleh kepala dusun Nuabari Andrianus Fanus bahwa ketika kontaktor mereka melakukan sosialisasi awal ,mereka bilang apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh proyek pelebaran jalan ini mereka akan memperbaikinya, ternyata ada kekurasakan pada pipa air ,mereka sampai hari ini belum pernah diperbaiki.
“Akibat kerusakan pipa air, kami masyarakat tidak bisa menikmati air bersih, kalau ingin menikmati air masyarakat harus turun sekitar dua kilo meter untuk mengambilnya,” tandasnya.
Andrianus Fanus juga meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka untuk mendesak kontaktor agar bisa kembali membangun gorong-gorong yang ditelah ditutup dengan tanah dan juga bisa memperbaiki pipa yang rusak akibat dari proyek itu sehingga kami masyarakat bisa menikmati air kembali.
Diketahui peningkatan jalan Wolowiro-Nuaria dikerjakan oleh PT.Waigete Abadi dengan menggunakan dana APBD sebesar Rp 13.775.873.000. (AN)