PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Bentuk dahinya besar dan postur tubuhnya yang unik. Moncongnya maju ke depan. Memiliki bulu yang pendek dan nyaris botak. Itulah ciri-ciri anjing Chi Hua Hua.
Anjing satu ini juga menjadi favorit banyak orang karena termasuk ke dalam ras anjing terkecil, membuat anjing ini terlihat menarik. Anjing ini terkenal dengan kelincahannya, pintar, dan juga setia.
Di Amerika anjing jenis Chi Hua Hua banyak ditemui. Kebanyakan orang di sana senang memeliharanya karena bentuknya yang unik.
Begitu pula dengan Nyonya Rowiy Fiscbach Fangidae. Ia memiliki cinta yang besar terhadap hewan. Alhasil, ia mempunyai seekor anjing Chi Hua Hua yang diberi nama Rindu.
Pilihan nama Rindu tentu tidak asal-asalan karena nama memberikan arti dan makna yang berbeda-beda tergantung dari orang tersebut.
Nyonya Fiscbach menamai anjingnya Rindu karena ia merasa Rindu adalah tambatan hatinya. Anjing mungil yang begitu lincah dan setia itu menjadi teman yang senantiasa ada dalam hari-hari hidup nyonya Fiscbach di negeri paman Sam, Amerika Serikat.
Anjing mungil itu rupanya tidak semungil bentuk tubuhnya. Usianya kini sudah 17 tahun. Bisa dibayangkan usia yang panjang bagi seekor anjing. Tentu hal itu agak mengherankan jika itu terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Kupang, tempat kelahiran Nyonya Fiscbach.
Rindu hidup dalam dekapan kasih sayang yang begitu luar biasa. Jauh berbeda dengan anjing-anjing yang lainnya. Ketika sakit, Rindu akan mendapatkan perawatan intensif oleh tenaga dokter-dokter yang ahli dalam dunia hewan.
Nyonya Fiscbach terkadang harus merogoh kocek dalam-dalam demi kesehatan Rindu, anjing kesayangannya.
Terhitung sudah 2 kali rindu menjalani operasi. Hal itu yang membuat Rindu mampu hidup bertahan hingga kini menginjak usia 17 tahun.
Di momen Ulang Tahun Rindu yang ke-17, Nyonya Fiscbach tak ingin kenangan itu terjadi biasa-biasa saja. Melalui rekan kerjanya di Kota Kupang, tanah kelahirannya diadakan syukuran.
Syukuran ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Nyonya Fiscbach ke-54 dan peringatan HUT suaminya Tuan John Fiscbach ke-51. Sungguh sebuah momentum yang dirayakan secara bersama-sama dalam nuansa sukacita penuh kebahagiaan oleh orang-orang terkasih.
Bertempat di Subasuka Restaurant, Kamis (5/5/2022), Nyonya Fiscbach mengadakan ibadat syukur atas kasih karunia Tuhan yang dialaminya bersama suami dan juga anjing kesayangannya, Rindu.
Meski raganya tak bisa hadir bersama keluarga dan juga para teman dan kenalan, Nyonya Fiscbach benar-benar merasakan hangatnya cinta bersama orang-orang terkasih.
Dalam ibadah syukur yang dipimpin Pendeta Elen Boru – Kana, S.Th, yang berlangsung khidmat itu, semua tamu undangan terlihat larut dalam sukacita yang mendalam.
Dalam khotbahnya, pendeta Elen Boru mengatakan hidup manusia adalah perjalanan. Manusia adalah musafir yang sedang berjalan. Di dalam perjalan itu ada hal-hal yang ingin dicapai, tidak sekedar berjalan tanpa arah.
“Ada 3 hal yang menjadi kebutuhan manusia. Yang pertama kebutuhan umur panjang. Kedua kekayaan dan yang ketiga kehormatan,”
Menurut Pendeta Elen, 3 hal yang menjadi kebutuhan, yang dicari oleh manusia adalah bonus dari Tuhan bukan tujuan akhir hidup manusia.
“Kunci utama agar kita bisa berhasil seperti Salomo dalam Alkitab adalah Doa. Seperti Salomo dalam Doa dia meminta hikmat bukan minta kaya, jabatan atau lain sebagainya. Dan Salomo mendapatkan bonus, umur panjang, kekayayan dan kehormatan. Kita semua sudah mendengar bagaimana Kaka Nyonya Rowiy mengisahkan kehidupannya mulai dari gembel, tidur di kuburan, pisang satu buah dimakan setengah, sisanya disimpan untuk besok, minum dari air-air kran. Bahkan mau masuk gereja untuk berdoa saja tidak diijinkan karena dia bau. Tapi semua itu tidak membuat dia terputus dalam komunikasi dengan Tuhan. Dan kunci utama itu adalah Doa,” kata Pendeta.
Menurut Pendeta Kaka Nyonya Rowiy mendapat bonus umur panjang, kekayaan dan kehormatan.
Lebih lanjut terkait Rindu, sesuai apa yang disampaikan Nyonya Rowiy, anjing di Amerika dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga. Anjing punya undang-undang resmi. Apabila ada manusia yang kasar atau pukul anjing maka orang itu akan kena hukuman penjara selama 10 tahun lamanya.
“Rindu adalah bagian dari jiwa Nyonya Fischbach. Hubungan bathin antara rindu dan Nyonya Fiscbach sangat kuat. Rindu juga adalah penghibur yang bisa menenangkan bagi Nyonya Fiscbach dengan memeluk. Jika dicium oleh Rindu maka semua tekanan dan stres akan pekerjaan bisa terasa tenang dan tidak merasa sendiri,” ungkap Pendeta Elen membacakan isi hati Nyonya Fiscbach.
Usai ibadah syukuran, melalui saudaranya Edwin Fangidae bersama istrinya Rahel dan Noni Kune serta Ina Bubu membagikan bantuan uang tunai dari Nyonya Fiscbach kepada 60 orang lansia.
Bantuan yang tunai tersebut mulai dari Rp 750.000 sampai Rp 2.500.000, tergantung jumlah anggota keluarga.
Noni Kune salah satu team kerjanya di Kupang menjelaskan, bantuan serupa sudah dilakukan oleh Nyonya Fiscbach sejak tahun 2011. Hal ini terus dilakukan tanpa pernah mengenal lelah.
“Ada banyak bantuan yang diberikan diantaranya menyekolahkan anak-anak kurang mampu, membantu pengobatan orang sakit, membantu membangun rumah layak huni, memberikan bantuan ke panti asuhan dan membagi-bagi makanan kepada anak jalanan, pemulung,” jelas Noni Kune ASN di Kabupaten Kupang ini.
Menurut Noni Kune, Nyonya Fiscbach tidak saja membantu di Indonesia tapi ada 15 negara lainnya yang menjadi perhatian. Ia pun tergabung dalam organisasi Red Cross (Palang Merah Internasional) yang memiliki misi kemanusiaan.
“Selain itu juga aktif membantu anak-anak miskin yang terkena busung lapar seperti di negara Ethiopia dan Afrika, memalui sebuah organisasi resmi khusus yang menangani masalah busung lapar di dunia. Nyonya Fiscbach juga aktif membantu organisasi Kanker, AIDS dan Organisasi untuk membantu hewan terlantar (Anjing dan Kucing),” jelasnya.
Semua perbuatan baik yang dilakukan Nyonya Fiscbach adalah berkat ajaran sang Ayah Almarhum pendeta Eli Fanggidae dan Ibu Yaya Fangidae Padji Lomi.
Perjalanan kisah Nyonya Fiscbach yang begitu bermurah hati ditemani Rindu merupakan sebuah kisah yang menginsipirasi. Sesungguhnya berkat yang diterima oleh Tuhan merupakan sebuah anugerah yang wajib dibagikan kepada sesama, terlebih mereka yang berkekurangan.
Selanjutnya kecintaan Nyonya Fiscbach terhadap anjing peliharaan memberikan pesan kepada kita manusia untuk tetap menjaga dan melindungi makhluk hidup selayaknya kita terhadap sesama manusia.