PORTALNTT.COM WAIKABUBAK – Kabupaten Sumba Barat menjadi tuan rumah pelaksanaan festival 1001 kuda Sandelwood dan tenun ikat tahun 2018.
Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan Manda Elu SB dan dihadiri Bupati Sumba Barat (SB), Konsultan Jendral RDTL, Sekda, kadis pariwisata Prov.NTT, Asisten II Pemprov NTT, pimpinan OPD SB, Dandim 1613/SB, Kapolres dan Wakapolres SB, Kejaksaan, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, para undangan, dan masyarakat, Sabtu (7/7).
Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marianus Ardu Djalamu mengatakan, Pariwisata Indonesia saat ini berkembang pesat termasuk pariwisata NTT, pariwisata menjadi liding sektor bagi negara-negara di dunia. Secara nasional sektor pariwisata menjadi penerima devisa kedua terbesar di indonesia.
Parade kuda sandelwood yang dipandu dengan tenun ikat adalah salah satu dari lima kon-even nasional yang berasal dari NTT.
“Kita sudah menyumbang untuk negara, daerah lain belum tentu menyumbang sebanyak itu. Dan sebagai penanggung jawab pariwisata seluruh NTT satu hal yang kami minta, jaga keamanan, senyum kepada kami yang datang, Sumba sebagai realitas keindahan yang ada di Indonesia, karena Sumba terkenal dengan Nihiwatu yang mendunia, berarti kekayaan pariwisata NTT termasuk Sumba Barat. Kami ucapkan terimakasih juga kepada TNI/polri yang sudah mengamankan pariwisata di NTT ini,” ucap kepala pariwisata NTT dalam sambutannya.
Sementara itu Amanat Gubernur NTT dibacakan asisten II NTT Alex Sena mengatakan Sumba sebagai salah satu destinasi sangat penting di NTT dan Republik Indonesia ini. Pembukaan 1001 kuda sandelwood tanggal (7/7) atas nama pemerintah dam seluruh masyarakat NTT saya ucapkan terima kasih dan selamat datang kepada pejabat kementerian RI, Bupati SB, para pemilik kuda dan seluruh masyarakat SB, mendukung terselenggaranya kegiatan bermartabat ini.
Pada tahun 2017 lalu sukses melaksanakan kegiatan festival 1001 kuda sandelwood untuk pertamakalinya, dan hari ini kita tunggu-tunggu mengikuti festival 1001 kuda sandelwood untuk kali keduanya tahun 2018 di Waikabubak Sumba Barat. Festival ini telah berlangsung di SBD dan sekarang di tempat ini, dan akan berakhir di kabupaten Sumba Timur dan kemudian ditutup festival destinasi pulau Sumba. Selama ini Sumba hanya dikenal pasolanya tetapi SB juga memiliki kuda sandelwood dan tenun ikatnya sangat luar biasa yang tersebar di empat kabupaten sedaratan Sumba.dari SBD,SB Sumteng, Sumtim. Hal ini dilakukan selain melestarikan budaya juga promosikan kain ikat dan 1001 kuda Sandelwood agar terkenal di seluruh dunia,” kata Alex membacakan amanat Gubernur.
Pelaksanaan 1001 kuda sandelwood bertujuan untuk destinasi baru untuk pulau Sumba, sehingga mendorong percepatan infrastruktur di daratan Sumba dan sekitarnya. Selain itu pelaksanaan kegiatan ini tujuanya untuk meningkatkan pendapatan sektor pariwisata dan sektor terkait seperti porperti, perhotelan, lapangan kerja.
Kegiatan hari ini dapat diselenggara karena adanya komitmen pimpinan daerah untuk bersama-sama menyatukan dan meperkenalkan daratan Sumba sebagai salah satu destinasi pariwisata baru dengan panorama alam, keunikan serta keindahan pantai, taman laut dan alam pegununganya yang menjadi bukti bahwa pulau Sumba memiliki potensi pariwisata yang sangat pempesona. Kita bahu membahu membangun pariwisata di kabupaten SB, dengan kerja keras, cerdas untuk membangun destinasi pariwisata melalui pemenangan, sarana dan prasarana pariwisata. Bangun terus, promosi even yang berskala Internasional,” tegas Gubernur NTT.
Bupati SB Drs. Agustinus Niga Dapawole, dalam kesempatan yang sama mengatakan atas nama pemerintah dan masyarakat kami sampaikan proficiat atas terselenggaranya festival 1001 kuda Sandelwood dan tenun ikat.
“Kita berharap melalui kegiatan ini nama Sumba harus mencuat sebagai salah satu destinasi wisata Faforit tidak hanya domestik namun manca Negara,” kata Bupati Dapawole.
Festival sandelwood dan tenun ikat nemiliki arti penting dan bermakna srategis dalam upaya menjaga, melestarikan, mempromosikan budaya Sumba pada level Nasional Maupun Internasional. Ini strategi pariwisata untuk memperkenalkan, mendunia sejak abad ke-15, kuda Sandelwood memiliki nilai ekonomis, persahabatan, prestise juga persahabatan.
“Kita menunjukan ke pentas nasional maupun Internasional bahwa Sumba sangat kaya, tidak hanya rumah adat, ritual adat dan obyek wisata lainnya, tetapi Sumba merupakan peternak seperti kuda, kerbau, sapi dan hewan lainnya.
Kain tenun ikat sumba mempunyai ciri khas tersendiri terutama motifnya yang bagus.
Kami berharap dengan festival ini membangun kerja sama dan memperkokoh pariwisata empat kabupaten di pulau Sumba,” kata Bupati Dapawole.
Untuk diketahui penenun kain Sumba perkecamatan berjumlah 25 orang dan keseluhan berjumlah 150 orang. Festival ini disaksikan Wisatawan Dalam negeri dan Manca Negara. (Mus)