PORTALNTT.COM – Chairman TdF, Primus Dorimulu mengatakan tujuan Gerakan “Sejuta Cangkir Kopi Flores” untuk mengangkat potensi kopi Flores ke pentas dunia agar lebih dikenal dan disukai.
“Lewat gerakan ini, kopi Flores mendapat pemberitaan yang luas oleh media massa,” ungkap Primus kepada wartawan, Jumat (7/7/2017).
Menurutnya latar belakang kegiatan ini karena sejumlah daerah di Flores, khususnya, Bajawa, Manggarai, Boawae, dan Lio adalah sentra produksi kopi jenis robusta dan arabica.
“Selama ini, kopi Flores dibeli oleh pedagang untuk dijual di Bali dan Jawa, juga ke luar negeri dengan merek kopi Bali dan kopi Jawa,” tegasnya
Diakuinya, ada sejumlah pengusaha kecil yang mulai memproduksi kopi Flores dalam kemasan, baik dalam bentuk kopi bijih yang sudah digoreng maupun dalam bentuk kopi tepung. Tapi, pemasaran masih terbatas.
“Kopi Flores dikenal gurih dan nikmat karena ditanam di lahan di ketinggian di atas 500 m hingga di atas 1.000 m. Hampir sepanjang tahun ada matahari. Proses foto sintetis yang sempurna membuat Kopi Flores rasa tinggi,” jelasnya.
Lanjut Primus, Gerakan Sejuta Cangkir Kopi Flores (SCKF) harus masuk rekor MURI agar mendapat liputan media secara masif. Usai masuk rekor MURI, kopi Flores diharapkan masuk Starbuck, Maxx Caffee, dan berbagai kedai kopi nasional dan dunia. Gerakan SCKF diharapkan mampu mengangkat kewirausahaan masyarakat lokal untuk menjadi pemilik kedai kopi. Harga kopi Flores akan naik dan pendapatan petani meningkat.
Adapun rencana pelaksanaan kegiatan ini rencananya akan masuk rekor MURI dengan mekanisme pelaksanaan seluruh orang dewasa di Flores minum kopi pada jam yang sama, yakni pukul 14. 00 Wita, Rabu, 19 Juli 2017 atau pukul 13.00 WIB.
“Flores terbagi atas 8 kabupaten plus Kabupaten Lembata. Jika satu kabupaten terdiri atas 10 kecamatan, Flores terdiri atas , sekitar 110 kecamatan. Bila satu kecamatan terdiri atas 10 desa terdapat 1.100 desa. Setiap desa ada PIC yang bisa mengorganisasi melaporkan hasil. Setiap PIC membuat daftar nama untuk ditandatangani yang hadir. Daftar nama yang sudah ditandatangani itu dikirim ke Koordinator usai minum kopi. Daftar nama difoto kamera handphone dan dikirim lewat WA. Targetkan satu kabupaten 115.000 tanda tangan. Pembuatan daftar dan penandatanganan dilakukan mulai Senin, 3 Juli 2017. Satu kecamatan rata-rata 11.500 tanda tangan,” jelas Primus.
Primus mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong royong untuk mempromosikan kopi Flores.
“Jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mengangkat nasib kita, melainkan kita sendiri. Dengan bergotong royong, kita pasti bisa. Kita Minum Kopi Kita Sendiri dari Cangkir Kita Sendiri! Saatnya, kita bangkit berdiri atas kaki kita sendiri atau berdikari. Kami mengharapkan peran serta Bapak-Ibu dan Saudara-Saudari, dan Kakak-Adik di Flores untuk menyukseskan gerakan ini,” imbbuhnya. (***)