PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Akibat curah hujan dengan Intensitas tinggi pada 13 Maret 2021 lalu di Desa Suebela, akhirnya terjadi banjir besar yang menyapu bersih persawahan warga setempat, juga merusak ruas jalan, Crossway hingga merusak Bendung di beberapa titik lokasi di Desa Suebela, Kec. Rote Tengah.
Hal tersebut akhirnya menarik perhatian para Wakil Rakyat di Lembaga Legistlatif daerah Rote Ndao hingga mereka pun beramai-ramai turun ke lokasi tersebut guna meninjau langsung kerusakan yang terjadi akibat banjir.
Didampingi juga oleh Pihak Teknis terkait yakni Dinas PUPR Rote Ndao dan BPBD Rote Ndao, 4 orang Anggota DPRD Rote Ndao yaitu Paulus Henuk, SH (Wakil Ketua), Petrus J Pelle, S.Pd (Ketua Komisi C), Fecky M Boelan, SE (Ketua Komisi A) dan Zinzendorf Yosus Adu (Sekretaris Komisi A) pun melakukan kunjungan kerja di lokasi banjir tersebut pada Sabtu (20/3/2021).
Tak tanggung-tanggung, demi memperjuangkan aspirasi rakyat, Para Anggota DPRD Rote Ndao tersebut nekat berjalan kaki sepanjang 2 kilometer dan bahkan harus melanggar 2 kali yang arusnya cukup deras, demi tiba dilokasi banjir yang sulit ditempuh dengan kendaraan karna jalannya sudah rusak parah.
Saat tiba di lokasi banjir tersebut, Marten Hailitik yang adalah seorang warga setempat yang sawahnya juga turut menjadi korban, langsung menyampaikan keluhannya dihadapan para wakil rakyat.
Marthen menjelaskan bahwa dirinya sudah relakan sebagian tanah sawahnya untuk pemerintah bangun infrasruktur saluran air dan tembok penahan. Tapi karena bobroknya perencanaan pihak teknis, hingga pengerjaan yang diduga tidak berkualitas hingga tak mampu menahan debit air kali. Akhirnya banjir pun menyapu rata sebagian sawahnya yang padinya sudah hampir panen.
“Papa dong (Dinas PUPR) bangun proyek itu jangan dengar sepihak saja. konfirmasi banyak pihak yang punya kepentingan di situ. Jangan begitu ada anggaran bekin-bekin saja, jadi begini kaotong semua pusing, kotong dikorbankan semua,” ujar Marten Hailitik penuh kekesalan.
Menanggapi hal tersebut, Paulus Henuk, SH wakil Ketua DPRD Rote Ndao meminta agar pihak Dinas PUPR Rote Ndao segera perbaiki semua kerusakan infrastruktur tersebut dengan kualitas yang jauh lebih kuat agar tidak lagi dirusak oleh banjir.
“Proyek baru PHO di bulan Desember, bulan Februari sudah rusak. Itu salahnya dimana ? Alam ? Harusnya tembok penahan pakai batu kali agar keras dan kuat. Jadi saya minta diperbaiki harus lebih kuat lagi, perencanaan harus analisis strength dua kali lebih kuat dari semula biar tahan banjir,” jelas Paulus Henuk, Wakil Ketua DPRD Rote Ndao.
Sementara itu Kabid Irigasi Dinas PUPR Rote Ndao, Sonny Saban,ST menjelaskan pada media ini bahwa sesuai dengan laporan kaji cepat dari pihaknya dengan BPBD Rote Ndao semua kerusakan akibat banjir tersebut telah dihitung dan akan segera diperbaiki dalam tahun 2021 ini.
“Kami sudah analsisis semua kerusakan dan untuk perbaikannya akan segera dilakukan tahun 2021 ini juga dengan biaya Rp 2.850.000.000,” singkat Sonny Saban, Kabid Irigasi Dinas PUPR Rote Ndao.
Diksel M Haning, SE selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Rote Ndao menjelaskan pada media ini pihaknya juga telah lakukan upaya darurat untuk menyelamatkan padi di persawahan warga yang sudah siap panen dengan memberikan bantuan sebuah unit mesin air untuk dipakai warga guna mengairi sawah mereka.
“Tadi sudah penyerahan bantuan mesin air agar warga gunakan untuk mengairi sawah, karna padi mereka sudah dekat waktu panen,” ujar Diksel Haning.
Penulis: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali