PORTALNTT.COM, LEMBATA – Dua desa di kecamatan Lebatukan menggelar Pelatihan peningkatan ekonomi produktif bagi kelompok wanita di pedesaaan “pengolahan Aneka minuman/jus aneka olahan ikan bertempat di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/10/2020).
Camat Lebatukan Piter Riung kepada wartawan mengatakan, Kegiatan ini untuk menjawabi pasca covid, dimana menghidupkan kembali kantong-kantong perekonomian masyarakat di tingkat kabupaten dengan melakukan pelatihan terhadap desa-desa wisata.
“Bagaimana menghidupkan kembali kuliner-kuliner yang sebelum covid kemarin sedikit turun perekonomiannya,” ungkapnya.
Lanjutnya, pelatihan ini melibatkan dua desa tematik yang ada di kecamatan Lebatukan yaitu desa Hadakewa dan desa Dikesare.
“Desa Hadakewa dengan Terinya dan desa Dikesare kuliner wisatanya. Melihat potensi Hadakewa dengan Terinya sehingga ibu-ibu PKK memberi pelatihan tidak sekedar menjual terinya tetapi bisa diolah pangannya. Sehingga dari panganan-panganan ini bisa di jual di tempat-tempat wisata dan dikirim keluar,” katanya.
Menurutnya, untuk desa Hadakewa sendiri bumdesnya sudah mengirim keluar dengan kemasan kering yang belum siap dikomsumsi. Namun lanjutnya, dengan pelatihan hari ini bisa menghasilkan produk-produk yang bisa langsung dikomsumsi.
“Mungkin bisa sambal teri, abon teri. Yang penting adalah berat ekonomi masyarakat khususnya ekonomi ibu-ibu PKK di desa pasca Covid bisa normal kembali,” ungkapnya.
Sementara Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman, ST mengatakan semua desa mempunyai potensi masing-masing dan sejauh mana dilihat potensi-potensi tersebut.
“Saya bersyukur di Hadakewa saya bisa menemukan potensi yang ada dan saya bisa memaksimalkan sebaik mungkin,” ujarnya.
Lebih Lanjut, dirinya menjelaskan potensi yang kedua di Hadakewa adalah laut.
“Oleh karena itu saya melihat bahwa kekayaan laut ini harus kami ambil untuk kehidupan banyak orang. Potensi laut yang ada adalah ikan. Ikan ini dari dulu sudah ada, kita di Hadakewa tidak memperkenalkan kekayaan kita. Yang kita mau jual sekarang bukan jual ikannya tetapi kita menjual Desa dan kabupatennya,” katanya.
Dirinya berharap dengan kuliner hari ini, ibu-ibu bisa menghasilkan kuliner yang tidak hanya dicicipi, tetapi ada nilainya sendiri.
“Minimal setelah makan kuliner ini, pikirannya hanya cuma ada di Hadakewa. Nilai jualnya itu yang kita munculkan. Kita tidak bisa samakan di tempat-tempat lain, ada ciri khas dan Iconya. Pelatihan hari ini menjadi harapan baik untuk saya, ke depan saya siapkan pariwisata ini saya tidak sulit lagi karena ibu-ibu sudah menyiapkan terlebih dahulu. Takutnya setelah saya siapkan pariwisata, orangnya saya tidak siapkan, itu menjadi masalah lagi. Jadi saya siapkan terlebih dahulu orangnya, sehingga ketika pariwisata hadir, orangnya sudah di siapkan,” tutupnya.
Penulis: Wilibaldus Kali
Editor: Jefri Tapobali