Epi Seran: Pembangunan Reservor Air Hanya Kejar Realisasi Anggaran

  • Whatsapp
Anggota Komisi III DPRD Kota Kupang Ir. John Godefridus Seran, MM.
banner 468x60

PORTALNTT.COM, KUPANG – Anggota Komisi III DPRD Kota Kupang Ir. John Godefridus Seran, MM yang akrab disapa Epi Seran menilai pembangunan reservoar air di RT 02, RW 02 kelurahaan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang tidak tepat sasaran dikarenakan Pemerintah salah perencanaan, dan survei yang tidak akurat, yang mana hanya mengejar Realisasi anggaran. Hal ini mengakibatkan, proyek reservor air yang dikerjakan pada tahun 2009 lalu, sampai hari ini mubazir dan belum bisa dimanfaatkan oleh warga.

Diketahui, pembangunan reservoar air tersebut mengambil air dari 3 sumber air yaitu dari 2 mata air yaitu Mata Air Binau dan Mata Air Kailase serta sebuah sumur bor ditambah rumah sumur bor yang dibangun berdekatan dengan lokasi mata air. Ketiga sumber air tersebut berada di wilayah RT 01, RW 01.

Menurut Epi, Pemerintah sangat ragu-ragu dan jangan tergantung pada anggaran yang sudah ada atau waktu tahun anggaran.

“Kalau memang tahun anggaran sudah mau selesai maka diusulkan saja pada tahun depan lalu kita buat perencanaan yang matang lagi, tetapi ini pemerintah ragu-ragu sekali, sehingga masyarakat dikorbankan,” jelas pria asal Belu ini kepada wartawan, senin (18/07) kemarin.

Lanjut Epi, meskipun disatu sisi ada tuntutan bahwa harus merealisasikan anggaran, Pemerintah harus berpikir jauh mengenai proyek ini meskinya harus ditunda dulu sementara.

“Tentunya bila pemilihan pertama surveinya kurang maka jalan keluarnya harus dibor lalu dicuci lalu dan deposit airnya kurang maka sumurnya harus di perdalam lagi, masalah ini sudah lama tetapi sampai saat ini belum juga terselesaikan,” katanya.

Diakui Epi, berdasarkan pengalaman kedalaman sumur bor 30-40 meter baru bisa dipastikan bahwa sumber yang tetap dan merupakan variable tetap dan kalau variable karena musim maka tidak boleh kering.

“Jika disedot ada periode waktu tertentu akan kering, setelah itu kita biarkan maka air akan naik lagi, kalau kering sama sekali berarti saya pastikan itu ada yang salah. Jadi menurut saya proses perencanaan lebih fokus pada hasil surveinya,” tuturnya.

Seran berharap masalah ini dijadikan pelajaran kepada Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang dan harus mencari metode-metode lain yang bisa diupdate dengan metode-metode kemarin sehingga apabila ada proyek-proyek yang sama harus lebih cermat lagi terutama penentuan pekerjaan pada musim panas.

Sementara itu, sebelumnya, salah seorang warga Fatukoa, Ferdi Asanab yang ditemui wartawan di lokasi, Senin (5/7) lalu mengatakan, usai dibangun, air dari kedua sumber mata air tidak mampu ditarik oleh mesin pompa menuju ke reservoar sehingga kemudian pipa air yang ada dibiarkan terbuang begitu saja.

Selain itu, sumur bor yang digali juga mengalami nasib serupa yaitu tidak mampu menyedot air untuk kemudian ditampung di reservoar. Hal inilah yang kemudian membuat warga menilai kalau proyek tersebut adalah proyek mubazir.

Lanjut Ferdi, Proyek pembangunan reservoar air di Kelurahan Fatukoa berlokasi di wilayah RT 02, RW 02 dan dibangun pada tahun 2009 oleh Dinas PU Kota Kupang.

“Pembangunan reservoar air tersebut mengambil air dari 3 sumber air yaitu dari 2 mata air yaitu Mata Air Binau dan Mata Air Kailase serta sebuah sumur bor berserta rumah sumur bor yang dibangun berdekatan dengan lokasi mata air yang mana Ketiga sumber air tersebut berada di wilayah RT 01, RW 01,” katanya. (Yos Atu)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60