Kaya Akan Hasil Pertanian dan Perkebunan, Desa Malakoli Butuh Off Taker Untuk Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, MBAY – Letaknya persis di bawah kaki Gunung Api Ebolobo, Kampung Adat Molakoli namanya. Kampung ini berada di wilayah Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, merupakan satu dari sekian wilayah di Nagekeo yang memiliki kekayaan alam luar biasa.

Daerah ini terkenal sangat subur sehingga banyak jenis tanaman pertanian dan perkebunan. Sebut saja kopi, pala, cengkeh, coklat, kemiri dan vanila tumbuh subur.

Rata-rata penduduk di sana bermata pencaharian bertani dan berkebun.

Selain itu, letaknya yang strategis di bawah kaki Gunung Api Ebolobo, masyarakat mendesain paket wisata tracking ke sana. Semua itu didukung dengan aneka fasilitas dan tour guide.

Dibalik kekayaan yang begitu luar biasa, ada sejumlah kendala yang dihadapi masyarakat setempat, mereka kesulitan off taker. Hal ini tentunya berdampak pada hasil produksi yang dihasilkan tidak bisa dipasarkan secara baik.

Saat, Dr James Adam, dosen/akademisi yang tergabung dalam juri Festival Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD Tahun 2022, berkunjung ke sana, pada Selasa (8/11/2022).

Didampingi Kristoforus K. Seda dari Direktorat Kredit Bank NTT kantor  pusat, mereka melakukan kunjungan terakhir pada penjurian iven yang menginspirasi sejumlah BPD di Indonesia ini.

Tim kecil itu diterima Sekretaris Desa Molakoli, Kanisius Lako dan salah seorang Kepala Urusan (Kaur) desa, Heribertus Mola.

Dalam diskusi, masyarakat terbuka bahwa kekayaan potensi perkebunan dan pertanian, membuat mereka sejahtera. Namun ada sejumlah kendala beberapa tahun terakhir, seperti produksi menurun, diikuti dengan harga yang tidak pasti.

“Karena itu kami minta agar kalau bisa Bank NTT menyiapkan offtaker untuk bisa membeli hasil perkebunan kami supaya menghindari petani atau masyarakat menjual hasil mereka sendiri-sendiri dengan harga jual yang tidak tentu,” tegas Kanisius.

Saat itu juri menyarankan agar kepala desa bersama perangkatnya segera memfasilitasi pertemuan internal dengan semua petani atau penjual untuk menetapkan satu harga jual komoditi. Dan, memusatkan seluruh proses penjualan lewat Bumdes Molakoli agar menghindari tengkulak. (***)

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60