PORTALNTT.COM, MAUMERE – Fransiska Lele (21) merupakan salah satu warga Desa Nele Lorang yang telah menjadi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ia memperoleh kepesertaannya dari pemerintah setelah di data oleh petugas di desa tempat tinggalnya. Ia pun menjadi peserta JKN dari segmen Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN bersama kedua orang tuanya.
“Saya dan orang tua sudah cukup lama jadi peserta JKN karena dapat bantuan dari pemerintah. Kami dapat dari desa setelah di data Bapak Desa,” ujar Fransiska, Rabu (04/10).
Fransiska diantar ke kantor BPJS Kesehatan oleh ibunya untuk mengurus data kepesertaannya. Ia sudah menikah dan sudah mengurus kartu keluarga yang baru sehingga ia ingin mengupdate data pesertanya. Ia pun mengakui pelayanan peserta yang diperoleh dari petugas frontliner sangat baik.
“Saya kesini untuk mengubah data peserta karena sebelumnya masuk kartu keluarga orang tua. Sekarang saya sudah menikah dan sudah berubah masuk pada kartu keluarga yang baru sehingga saya pun mau menyesuaikan data peserta. Tadi petugas melayani kami dengan sangat baik,” tambah Fransiska.
Fransiska menceritakan, ia kini telah pindah tempat tinggal mengikuti suami. Ketika ke puskesmas beberapa waktu lalu ia diminta untuk mengubah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)nya ke Puskesmas Nele. Walau ia masih terdaftar di puskesmas sebelumnya, petugas di Puskesmas Nele melayaninya dengan catatan Fransiska segera mengubah FKTPnya.
“Karena saya sudah menikah maka saya ikut dengan suami, tinggal di Nele. Pada saat ke puskesmas disana, ibu bidan minta saya untuk ubah ke Puskesmas Nele. Tapi saya dilayani juga dengan baik. Setelah itu diminta untuk ubah ke Puskesmas Nele, biar mudah kontrol katanya,” kata Fransiska menirukan perkataan ibu bidan di Puskesmas.
Fransiska kini sedang mengandung anak pertamanya. Ia merasa sangat terbantu karena sudah menjadi peserta JKN. Ia mengaku tidak perlu memikirkan biaya kontrol kehamilan dan persalinan beberapa bulan kedepan.
Ia pun merasa sangat senang menjadi Peserta JKN, selain keperluan selama kehamilan ia sering berobat ketika sakit di puskesmas. Hal ini juga disampaikan oleh ibu dari Fransiska yang ikut menemaninya ke Kantor BPJS Kesehatan. Ia menyampaikan kalau sakit ia dan keluarga selalu mengandalkan Program JKN.
“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya Program JKN karena tidak perlu lagi memikirkan biaya kehamilan dan persalinan. Selain saya, mama dan bapak juga sering menggunakan ketika sakit. Biasanya kami sakit batuk pilek. Menjadi Peserta JKN sangat membantu kami dari segi biaya, karena ibu saya bekerja sebagai penenun ikat dan bapak sebagai tukang, penghasilannya tidak menentu,” cerita Fransiska diikuti anggukan sang ibu.
Fransiska mengaku, selama ini ia mudah ketika mengakses layanan kesehatan. Cukup menunjukkan identitas diri ia dan keluarga sudah bisa langsung dilayani. Menurutnya pelayanan kesehatan yang diperolehnya sangat baik sekali. Tenaga medis yang melayaninya memberikan informasi yang jelas dan melayaninya dengan sangat professional.
“Selama ini kami berobat cukup menunjukkan identitas diri. Puskesmas langsung mengecek dan mengarahkan ke poli mana kami akan dilayani. Kami tunggu dipanggil dan langsung dilayani. Tidak banyak administrasi yang kami lengkapi. Pada saat memeriksa, baik dokter atau bidan menjelaskan informasi dengan sangat jelas. Mereka melayani dengan sangat ramah, menanyakan kondisi kami dan memberikan kami obat”, terang Fransiska.
Bersama dengan ibundanya Fransiska mengakui pelayanan Program JKN semakin baik dari waktu ke waktu. Fransiska sangat mengapresiasi Program JKN yang sudah melindungi seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk pemerintah yang dalam hal ini telah mendaftarkannya dan keluarga menjadi Peserta JKN.
“Menurut saya pelayanan Prorgam JKN sudah sangat baik dan sekarang semua semakin mudah tanpa harus membawa fotocopy administrasi. Saya benar-benar apresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang sudah mendaftarkan saya beserta keluarga. Saya dan keluarga menjadi terjamin kesehatannya”, ucap Fransiska. (si)