PORTALNTT.COM, ADONARA – Dalam membangun mindset (pola pikir) orang muda Flores Timur (Flotim), guru-guru yang terhimpun dalam Asosiasi Guru Penulis (Agupena) Dewan Kerja Ranting (DKR) Adonara Timur gelar diskusi bersama siswa-siswi, SMA Negeri 1 Adonara Timur, Muhammadyah, MAN Waiwerang, SMA dan SMK Suryamandala Waiwerang. Diskusi tersebut diadakan di gedung SMAN Negeri 1 Adonara Timur pada, Rabu (14/6/2017).
Diskusi yang menghadirkan narasumber dari kalangan jurnalis dan aktivs serta guru-guru Agupena ini menyoroti berbagai persoalan yang terjadi, selain peran orang muda Flotim dalam mendukung pembangunan di Flotim, Juga persoalan ekonomi, sosial dan budaya yang kini sedang terjadi di masyarakat.
Sebagai pembicara pertama, Feliks Janggu Wartawan Pos Kupang ini berbicara tentang keberagaman dalam keberagamaan. Saling memahami satu sama lainnya menurut Feliks adalah kunci dalam mempererat persaudaraan. Feliks juga memberikan contoh pluralisme dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarganya.
“Keluarga Saya ada yang Islam dan Katolik. Ada perilaku yang kaku dalam keberagaman tersebut. Tetapi kehidupan tetap berjalan seperti biasanya. Saling memahami adalah kuncinya,” ungkap Jurnalis asal Manggarai ini.
Tampil sebagai pembicara kedua, Grace ( Kotak Pensil Gracella) aktivis perempuan Flotim ini menyoroti hakikat keterdidikan. Grace mengatakan, pendidikan menjadi eskalasi sosial. Aatau pula perilaku koruptif dan apatis pemerintah.
“Kian tinggi pendidikan, kian tinggi kepekaan sosial. Rasa miris ketika melihat sarana dan prasarana pendidikan di Flotim masih belum layak,” tegas Grace.
Asy’ari Hidayah Hanafi salah satu anggota Agupena Flotim dalam materinya berbicara tentang pentingnya teladan. Ia juga menambahkan kata-kata akan kuat jika diiringi teladan kerja.
Pantauan media ini, suasana keakraban terpancar saat peserta diskusi diajak buka puasa bersama. Usai sholat Magrib peserta disuguhkan menu-menu buka puasa oleh panitia. Dipenghujung acara Grace memberikan sebuah novel kepada Arina Islami, siswi MAN Waiwerang. Arina dengan berani tampil memberikan pandangannya sosialnya tentang membangun mindset (pola pikir) orang muda Flores Timur (Flotim) didepan umum.
Sementara itu, Muhammad Soleh Kadir salah satu pengurus Agupena DKR Adonara Timur kepada Portal NTT usai digelarnya diskusi tersebut mengatakan, kegiatan diskusi membangun mindset (pola pikir) orang muda Flores Timur (Flotim), berangkat dari keprihatinan dan rasa tanggung jawab moril dalam melihat realitas yang ada di Flotim, khususnya ruang-ruang pembangunan yang mengarah pada dunia kepemudaan.
“Pemuda belum mendapat porsi banyak dalam mengawal proses pembangunan Flotim. Sehingga hari ini pembicara-pembicara ini dihadirkan untuk membangun p yang sama, sehingga Flotim dapat dibangun dari aspek kepemudaan,” Kata pria yang akrab disapa Pion Ratuloli ini.
Diharapkan Pion Ratuloli, suatu saat nanti ruang-ruang diskusi seperti ini terus ditumbuhkan. Sehingga Flotim tidak sekedar dibangun dari aspek infrastruktur saja tetapi juga dari aspek ilmiah.
“Harapan kami selaku penyelenggara, kami menginginkan agar suatu saat nanti iklim-iklim ilmiah seperti ini, ruang-ruang diskusi, bagaimana mengajak orang berinteraksi, membaca, membangun pikiran-pikiran positif dan membangun suasana keberagaman itu terus ditumbuhkan,’ harapnya. (Ola)