PORTALNTT.COM, TAMBOLAKA – Mama Selviana Beikaka (55) warga asal Wejewa Utara, Kecamatan Pala Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) rela meninggalkan kegiatan rutinitasnya setiap hari sebagai petani hanya untuk datang melihat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Benny K. Harman dan Benny A. Litelnoni (paket Harmoni).
Kerinduan dan rasa ingin tahu seperti apa sosok calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, membuat Ia mengorbankan waktunya untuk datang ke Gedung Serba Guna (GSG) Waitabula, tempat dilaksanakan deklarasi paket Harmoni.
“Saya dan mama-mama yang lain datang ke sini karena diajak oleh mama putu (Yasinta Dona Kaka,red) untuk lihat calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT di sini (Waitabula),” ungkap mama Selviana dengan polosnya pada wartawan yang datang duduk menghampiri di sampingnya, di Gedung Serba Guna Waitabula, Rabu (7/2).
Saat ditanya apakah Dia mengenal calon Gubernur yang akan datang, lagi-lagi dengan segala kepolosan Dia menjawab tidak tahu, hanya mendengar bahwa calon Gubernur dari partai Demokrat.
“Saya tidak tahu, hanya mama putu bilang dari partai Demokrat. Kalau dari Demokrat, maka saya rela datang walaupun harus meninggalkan pekerjaan,” kata mama Selviana sambil mengumbar senyuman tipis penuh malu.
Ditanya alasan kenapa partai Demokrat begitu terpatri dalam pikirannya, Dia mengaku kalau alasannya itu salah satunya karena mama Putu itu adalah keluarganya yang juga adalah pengurus DPC partai Demokrat sehingga ketika diajak menghadiri deklarasi tanpa ragu dia mau datang jauh-jauh untuk hadir deklarasi paket Harmoni.
“Saya tidak rugi ikut ke sini. Inikan hanya sekali-sekali saja jadi begitu diajak saya langsung mau ikut, apalagi kami ramai-ramai,” ungkapnya.
Lebih lanjut mama Selviana mengatakan para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT agar bisa memperhatikan kebutuhan masyarakat, karena setiap daerah itu berbeda-beda.
“Saya hanya petani, punya kebun yang ditanam jagung. Kalau sudah panen jagung hanya untuk dimakan setiap hari, sisanya untuk bibit dan tidak bisa dijual karena sangat terbatas. Meskipun memiliki luas lahan yang cukup untuk digarap tapi karena keterbatasan tenaga. Klo ada uang kita beli obat untuk semprot rumput, namun kalau tidak maka akan dikerjakan, dicabut secara manual. Harapannya bisa bantu beli obat dan pupuk,” katanya.
Saat ini kata Dia, sementara dipersiapkan untuk menanam jagung lagi karena sebelumnya jagung yang ditanam telah dipanen.
Untuk kebutuhan dan biaya anak-anak sekolah, Dia mengaku biasanya memelihara hewan (Babi, kambing dan ayam) untuk dijual. Lalu uang itu bisa dipakai untuk bayar uang sekolah dan lain-lain.
“Kalau hewan itu mati, terpaksa kami harus kumpul uang buat beli bibit lagi. Selama ini tidak dapat bantuan dari pemerintah, tapi di kampung lain mereka dapat bantuan ternak,” ungkap ibu dua anak ini.
Sementara itu Naomi Inna (34) juga mengeluhkan tentang kehidupan mereka, dimana apa yang dikerjakan mereka hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan setiap hari tanpa harus bisa menyimpan untuk kebutuhan di hari yang akan datang.
Ditanya tentang harapannya terhadap calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, ibu tiga anak ini mengaku tidak punya harapan yang muluk-muluk untuk merubah kehidupannya.
“Kami orang kecil jadi tidak terlalu banyak berharap, yang penting bisa makan setiap hari, dan anak-anak bisa sekolah,” katanya.
Pantuan media ini, mama-mama dari Wejewa Utara ini sekitar 50an. Mereka datang diangkut menggunakan 2 mobil pick up. Terlihat mereka sangat bahagia sambil menanti acara dimulai. (Jefri)