Resmikan Stasiun Radio Edukasi Spensa FM M.hz Nubatukan, Wabup Lembata : Harus Pastikan Anak-Anak di Rumah Miliki Radio

  • Whatsapp
banner 468x60

PORTALNTT.COM, LEMBATA – Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday meresmikan radio SMPN 1 (Spensa) FM M.hz Nubatukan, Senin (27/07/2020).

Turut mendampingi Wabup Lembata pada acara peresmian tersebut Kadis PKO Lembata, Silvester Samun, kepala sekola SMPN 1, Melkior Muda Making dan para guru.

Wakil bupati Thomas Ola Langoday pada sambutannya mengatakan bahwa, kehadiran radio edukasi Spensa FM M.hz, para guru harus memastikan siswa/i di rumah memiliki radio.

 

“Harus pastikan anak-anak di rumah punya radio dan apakah mereka mampu belajar dari rumah gunakan radio,” ungkap Mantan Dekan Fakultas Ekonomi UNWIRA Kupang ini.

Wabup Thomas Ola juga meminta para guru untuk membimbing siswa/i berlaku jujur.

“Bimbinglah anak-anak untuk berlaku jujur, saya minta bapak dan ibu guru ajarkan anak-anak belajar jujur. Bapak ibu guru dan orang tua juga harus jujur. Disiplin tinggi,” tandas orang nomor dua Lembata.

Menurutnya, radio edukasi Spensa 1 Nubatukan merupakan radio edukasi pertama di NTT.

“Menurut pantauan saya Spensa 1 Nubatukan perdana miliki radio edukasi,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan Dan Olahraga (PKO) Lembata, Silvester Samun mengatakan, belajar dari rumah banyak masalah yang di hadapi para siswa.

“Banyak masalah karena memang dari awal siswa/i tidak terbiasa,” katanya.

Dirinya berharap, siaran di radio harus lebih praktis dan dikombinasikan dengan acara-acara yang disenangi.

“Guru-guru di sini pasti lebih tahu soal kemauan anak-anak. Karena banyak anak-anak yang tidak mengerti radio. Saya juga meminta agar tidak boleh menghadirkan siswa di sekolah dalam alasan apapun,” tegasnya.

Kepala sekolah SMPN 1 Nubatukan, Melkior Muda Making mengatakan, Kehadiran radio edukasi Spensa 1 Nubatukan ini  bukan untuk spensa saja melainkan untuk seluruh masyarakat Lembata.

“Ketika anak-anak di rumahkan, di situ kita punya banyak kelemahan bahwa ternyata tidak semua guru menguasai IT dan tidak semua murid miliki android bahkan tidak memiliki sama sekali,” terang Melkior.

Menurut Melkior, untuk menolong siswa/i, inovasi radio bisa menjangkau semua.

“Radio tidak mengeluarkan pulsa data. Kita pakai frekuensi, kita punya tower dan jaringan,” terang Melkior.

Sementara untuk belajar melalui radio, kata Melkior, pihak sekolah sudah mensosialisasikan kepada orang tua murid.

“Kami sudah sosialisasi kepada orang tua. Radio edukasi akan menolong anak yang tidak punya android. Setiap mata pelajaran ditentukan 1 orang guru menjadi penyiar. Materinya diambil dari modul yang sudah diberikan. Radio ini didesain online dan ofline,” pungkas Melkior.

Penulis: Wilibaldus Kali

Editor: Jefri Tapobali

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60