PORTALNTT.COM, KOTA KUPANG – Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT), akhirnya merespon dengan cepat terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTT di Bank NTT senilai Rp. 50 miliar.
Dimana, berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK RI atas pengelolaan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit Komersil, menengah, dan korporasi tahun 2018 dan 2019 (S. D. Semester I) pada PT. Bank NTT di Kupang, Surabaya, Maumere dan Oelamasi.
Dimana temuan BPK Perwakilan RI dengan Nomor : I/LHP/XIX.KUP.01/2020, tertanggal 14 Januari 2020. Dimana, terdapat salah satu temuannya itu yakni pengelolaan dana pihak ketiga, dalam pemeriksaan atas pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) diketahui terdapat tiga (3) permasalah yang ditemukan pembelian medium term notes (MTN) PT. SNP tanpa didahului dengan Due Diligence dan berpotensi merugikan PT. Bank NTT senilai Rp. 50 miliar dan potensi pendapat kupon yang tidak diterima senilai Rp. 10. 500. 000. 000.
Merespon permintaan ahli sosiologi yang juga Dosen Fisip Undana Kupang, Lasarus Jehamat bahwa aparat Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara (Kejati NTT) segera menindaklanjuti temuan itu dijawab oleh Kejati NTT.
Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati NTT, Ilham Samuda, S. H, M. H yang ditemui di Kantor Kejati NTT, Rabu (23/06/2021) menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti temuan BPK RI Perwakilan NTT.
“Soal temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTT senilai Rp. 50 miliar pada Bank NTT kami akan tindaklanjuti,” kata Samuda.
Namun, lanjut Samuda, bentuk tindaklanjut itu pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT juga meminta adanya dukungan berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI Perwakilan NTT di Bank NTT senilai Rp. 50 miliar tertanggal 14 Januari 2020.
“Kami minta juga dukungan berupa laporan LHP BPK RI Perwakilan NTT terkait temuan senilai Rp. 50 miliar di Bank NTT tertanggal 14 Januari 2020,” tambah Samuda. (*/PN)