PORTALNTT.COM, LARANTUKA – Menuju usianya yang ke- 65 tahun, Gereja Paroki Santo Yohanes Pembaptis (San Juan) yang berada di lingkungan Kampung Tengah, Kelurahan Puken Tobi Wangibao, Larantuka- Kabupaten Flores Timur (Flotim)- Nusa Tenggara Timur (NTT), membawa makna tersendiri bagi umat yang bernaung dibawah lindungan Santo Yohanes ini.
San Juan atau dikenal dengan nama “Kampong Tengah”, atau “Tengah” saja, sebutan untuk (tujuh) kampung (nagi), Gege, Lebao, Kampong Tengah, Riang Nyiur (Renio), Tabali, Kota Rowido dan Kota Sau.
Menurut catatan di Keuskupan Larantuka, Gereja Lebao Tengah resmi menjadi sebuah Paroki pada tahun 1952. Pada bulan Oktober tahun yang sama ditahbiskan imam pertama dari Paroki yaitu, Pater Aloysius Louis Diaz, SVD.
Menyongsong HUT nya ke- 65, semarak penyambutannya terasa. Puluhan ribu umat memadati halaman utama Gereja Sanjuan, Lebao Tengah, menghadiri pembukaaan dan kegiatan lomba yang diadakan oleh panitia lomba, pada, Minggu (11/6/2017).
Kegiatan yang dibuka oleh Romo Pastor Paroki, Paskalis Hokeng dan Wakil Bupati Flores Timur (Flotim), Agustinus Payong Boli ini disambut gembira oleh umat Separoki Sanjuan.
Kepada PortalNTT tokoh pemuda Sanjuan, Paul Hera mengungkapkan, kegiatan tersebut mempererat persatuan dan memperkokoh tali persaudaraan.
“Menurut Saya kegiatan menyongsong HUT Sanjuan sangat bagus, dapat mempererat persatuan dan memperkokoh tali persaudaraan di dalam Paroki dengan berbagai suku yang ada di paroki,” ungkap Paul.
Dikatakannya, acara pembukaan yang ditandai dengan pelepasan burung merpati sendiri melambangkan perdamaian. Untuk perlombaan-perlombaan seperti puisi dan menulis, Paul mengatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan intelektual umat.
“Kalau tradisi San Juan agak berbeda dengan Semana Santa. Kalau San Juan msih ada tradisi tuang lilin Mardomu dengan ukuran yang sudah ditentukan oleh tetua nagi (kampung) dahulu,” jelas Paul.
Setelah prosesi San Juan Paul mengatakan, ada tradisi serah punto dama dari Mardomu 2017 ke Mardomu baru 2018 dan di akhiri dengan makan bersama (lesehan) kepala keluarga di depan Kapel masing-masing. (Ola)