PORTALNTT.COM, LARANTUKA – Jelang prosesi Sanjuan, umat Katolik di Paroki Sanjuan lakukan tradisi Tikam Turo. Tikam Turo atau pagar bambu yang ditanam dikiri kanan jalan sebagai pengikat lilin juga penerang jalan bagi umat saat melakukan perarakan arca St. Yohanes Pembabtis mengelilingi nagi (kampung), Sabtu (24/6/2017).
Jito Da Gomez salah satu tokoh pemuda Lebao saat ditemui Portal NTT, mengatakan kegiatan tikam turo dilakukan untuk mempersiapan prosesi pada Minggu (25/6/2017), merayakan pesta pelindung paroki San Juan yang ke-65 tahun. Semua perlengkapan membuat turo kata Jito da Gomez sejak dahulu hingga kini masih sama. Dimana tiangnya menggunakan kayu kukung, bambu yang sudah dibelah dengan berbagai macam ukuran dan tali. Tiang dan bambu serta lilin tersebut nantinya akan diikat dengan tali.
Pantauan media ini pada, Sabtu (24/6), sekitar pukul 10.14 Wita puluhan umat Katolik di Lebao, Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao berkumpul dijalan dan lorong-lorong. Masing-masing mereka sibuk dengan melakukan tikan turo. Jalanan dilorong yang akan dijadikan jalur prosesi semuanya sudah terpasang turo.
Tikam turo jelang prosesi dilakukan umat di Paroki San Juan, untuk merayakan pesta pelindung paroki St. Yohanes Pembabtis ( San Juan) ke-65 tahun. Gereja Paroki San Juan yang berada di lingkungan Kampung Tengah ini membawahi tujuh nagi (kampung). Diantaranya, Gege, Lebao, Kampung Tengah, Riang Nyiur, Tabali, Kota Rewido, dan Kota Sau.
Menurut catatan di Keuskupan Larantuka, Gereja San Juan resmi menjadi paroki pada tahun 1952. Pada bulan Oktober 1952 di thabiskan imam pertama dari paroki Dan Juan yaitu, Pater Aloysius Diaz, SVD. (ola)