dr. Linarto Y. Lasmono
PORTALNTT.COM, KUPANG – Dalam praktik sehari-hari, keluhan yang paling banyak disampaikan pasien ialah nyeri ulu hati. Tetapi kebanyakan mengaitkan keluhan nyeri ulu hati dan rasa tidak nyaman pada ulu hati dengan sakit lambung atau sakit maag, terkadang ada juga yang mengaitkan dengan kondisi stress karena banyak masalah. Memang penyebab terbanyak nyeri ulu hati karena gangguan pada lambung tetapi bukan berarti semua masalah nyeri ulu hati disebabkan gangguan pada lambung. Nyeri ulu hati yang perlu diwaspadai adalah nyeri ulu hati yang berhubungan dengan serangan jantung.
Nyeri ulu hati adalah nyeri yang dirasakan pada epigastrium yang terletak dibawah tulang dada dan di atas pusar atau bagian tengah perut atas. Nyeri yang berhubungan dengan serangan jantung adalah nyeri angina. Nyeri ini terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah jantung. Penyumbatan pembuluh darah jantung dapat membuat kematian sel otot jantung dan mengancam nyawa.
Secara kualitas, nyeri angina adalah nyeri yang tumpul seperti tertindih, rasa desakan yang kuat seperti diremas-remas atau bahkan merasa tidak enak pada bagian ulu hati dan biasanya pada keadaan berat dapat disertai keringat dingin dan sesak napas. Nyeri ulu hati yang berbahaya ini sering berkaitan dengan aktivitas dan hilang dengan istirahat. Nyeri ini juga dapat dipicu oleh stress emosional. Secara kuantitas, nyeri angina tidak berlangsung terus menerus sepanjang hari, atau bahkan sampai berhari-hari. Nyeri berlangsung kurang dari 20 menit atau lebih dari 20 menit jika terjadi sumbatan total pada pembuluh darah jantung.
Meskipun hanya 3,6% pasien dengan serangan jantung yang mengeluhkan nyeri ulu hati, dan 5% pasien yang mengeluhkan nyeri dada menjalar ke ulu hati, gejala ini tidak boleh diabaikan. Nyeri ulu hati pada serangan jantung umumnya dialami oleh penderita diabetes (kencing manis). Pada pasien diabetes, nyeri ini menjadi kabur atau tidak khas karena adanya kerusakan pada saraf akibat gula yang terlalu tinggi dalam darah.
Faktor risiko nyeri angina terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat modifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi terdiri dari kebiasaan merokok, kurangnya olahraga, stress, minum minuman beralkohol atau kopi, makan makanan berlemak tinggi, hipertensi, stroke, obesitas dan diabetes. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur yang semakin tua atau adanya riwayat keluarga yang mengidap penyakit jantung.
Nyeri ulu hati dengan adanya faktor risiko di atas perlu diperhatikan dan lebih diwaspadai karena bisa saja merupakan serangan jantung. Pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya serangan jantung.
Mengingat nyeri ulu hati bisa disebabkan oleh berbagai penyakit dengan gejala yang hampir mirip dengan serangan jantung, maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keluhan ini. Apalagi bila nyeri ulu hati yang Anda rasakan sangat parah hingga mengganggu aktivitas atau bertambah berat dalam waktu singkat. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menilai kondisi jantung. Setelah diagnosis penyakit dipastikan, dokter baru dapat memberikan pengobatan nyeri ulu hati yang sesuai dengan penyebabnya.