PORTALNTT.COM, KUPANG – Rajin, jujur, teliti, sabar dan setia merupakan prinsip hidup bagi Amathus Botha (51), seorang security yang telah mengabdi di Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur selama 25 tahun.
Mengawali karier securitynya pada tahun 1992 ketika itu, Amathus pria kelahiran Aimere ini mencoba keberuntungan untuk mengadu nasib dengan mengikut tes karyawan bersama keenam orang lainnya di Kabupaten Ende. Puji Tuhan dari peserta yang mengikuti tes Ia menjadi salah satu calon karyawan yang diterima menjadi karyawan BPD NTT dengan posisi security bersama temannya Yus Amapala.
“Awalnya saya mendengar ada pembukaan tes karyawan di BPD NTT, jadi saya dari kampung di Aimere pergi ke Ende untuk ikut tes. Saya tidak pernah menyangka akan diterima, karena watu itu ada 6 orang, puji Tuhan saat pengumuman, nama saya ada. Dari situ saya mulai bekerja di BPD NTT Ende sampai sekarang,” kata Amatus pada media ini, Kamis (9/2) di kantor pusat Bank NTT di jalan W.J Lalamentik.
Menjalankan tugas sebagai security, telah menjadi komitmen Amathus. Dengan gaji yang diterima ketika itu Rp. 125.000 tidak pernah sedikitpun menyurutkan semangatnya. Terbukti dirinya mampu bertahan bekerja selama dua tahun di BPD cabang Ende walaupun harus menyekolahkan adiknya dengan penghasilan itu, hingga selanjutnya Ia ditarik ke kantor pusat karena dianggap memiliki prestasi dan kinerja yang baik sesuai penilaian dari pimpinan.
Berbeda dengan teman seangkatanya, Yus Amapala yag kini telah menjadi kepala kantor kas di Manggarai tidak membuat dirinya iri hati atau pun merasa cemburu dengan profesinya sebagai seorang security.
Tantangan terberatnya ketika pada tahun 1997, dimana pada saat itu kondisi Bank mengalami likuidasi. Kebijakan pemimpin akhirnya harus merumahkan sejumlah pegawai kontrak, namun ia bersyukur karena ketika itu dirinya telah menjadi karyawan tetap, sehingga Ia tidak ikut dirumahkan.
“Saya sudah merasakan suka duka, bagaimana perkembangan bank sejak awal saya masuk dan sampai saat ini. Tetapi saya selalu mengatakan dalam diri bahwa Bank NTT adalah Hidupku. Saya tidak merasa cemburu atau iri hati karena kawan security saya Yus Amapala kini sudah mempunyai jabatan sebagai kepala kantor kas di Golowelu. Hidup mati saya ada di Bank NTT. Waktu itu banyak pegawai yang dirumahkan, setelah 3 bulan dipanggil kembali, ada yang masih mau kembali dan ada yang sudah tidak ingin kembali lagi,” kata ayah lima orang anak ini dengan penuh ketulusan.
Menurut Dia, Bank NTT itu sesuatu yang sungguh amat luar biasa baginya secara pribadi. Pasalnya melalui Bank NTT, dirinya bisa mengenal masyarakat NTT dari segala lapisan.
“Terus terang saja dengan adanya Bank NTT ini, saya bisa mengenal banyak orang. Apalagi Bank ini kan milik dan kebanggan masyarakat NTT. sehingga saya merasa dengan adanya bank ini, pemerintah selalu memperhatikan ekonomi rakyat NTT dengan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan masyarakat dengan memberikan kemudahan pinjaman,” katanya.
Dia mengharapkan kepada rekan-rekan seprofesinya untuk mencintai pekerjaan ini degan sepenuh hati.
“Semua pekerjaan itu baik, jika kita mau menjalankan dengan sepenuh hati dan penuh tanggungjawab. Pada intinya bekerja dengan Rajin, jujur, teliti, sabar dan setia,” pungkasnya. (Jefri)