PORTALNTT.COM, ATAMBUA – Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang.
Penyakit ini bisa mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung. Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi serius. Hal ini juga yang dialami oleh Abdul Majid (61) peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 2.
Saat ditemui tim Jamkesnews Kamis (30/5) di kediamannya di lingkungan Lesepu Atambua, Abdul mengawali ceritanya dengan penuh semangat, “saya menjadi peserta JKN-KIS yaitu sekitar pertengahan tahun 2017,” ucapnya.
Saat ditanya apa yang mendorong ia untuk mendaftar sebagai peserta JKN-KIS, ia menuturkan bahwa berdasarkan pengalamannya yaitu pernah masuk rumah sakit dan terdaftar sebagai pasien umum jadi ia harus membayar biaya rumah sakit yang cukup besar. Hal tersebut yang mendorongnya untuk mendaftar sebagai peserta JKN-KIS.
“Ya bisa dibilang untuk berjaga – jaga selain dengan pola hidup sehat, juga diproteksi dari segi pembiayaan jikalau suatu hari nanti saya sakit lagi, apalagi penyakit Hipertensi saya ini sering kambuh, dengan menjadi peserta JKN-KIS saya tidak perlu lagi memikirkan biaya rumah sakit lagi dan memang benar saat saya masuk rumah sakit lagi saya tidak mengeluarkan uang lagi untuk biaya pengobatan saya,” tuturnya.
Awalnya ia masuk rumah sakit waktu itu saat sedang melakukan aktivitas sehari – hari yaitu membereskan barang jualan di toko.
“Tiba – tiba saya merasakan kram di bagian kaki sebelah kiri dan menjalar ke bahu serta seluruh tubuh bagian kiri. Keluarga saya langsung membawa saya ke rumah sakit RSUD Atambua dan saya langsung ditangani oleh perawat dan dokter di sana, pelayanan mereka sangat baik dan juga cepat. Selama dalam masa perawatan saya sama sekali tidak dipersulit oleh petugas rumah sakit dan petugasnya juga sangat ramah,” pungkas Abdul.
Hingga selesai masa perawatan dan keluar rumah sakit abdul mengaku tidak mengeluarkan biaya seperpun. “Semua ini berkat menjadi peserta JKN-KIS,” tambahnya.
Mengakhiri ceritanya Abdul berharap semoga dengan adanya JKN-KIS ini dapat membantu seluruh masyarakat indonesia dan tetap mempertahankan kualitas pelayanan yang sudah dijalankan dengan baik oleh BPJS Kesehatan. (PN)