Malaria Kini Bisa Diendus oleh Anjing

  • Whatsapp
Penciuman anjing bisa dimanfaatkan untuk mengendus malaria.
banner 468x60

Portal NTT – Meskipun tidak seheboh penyakit demam berdarah dengue (DBD), namun malaria adalah salah satu penyakit akibat nyamuk yang masih menghantui sebagian masyarakat Indonesia.

Selama ini, tindakan untuk malaria masih berupa penanganan medis ketika terjadi dan beberapa pencegahan seperti menghindari gigitan nyamuk Anopheles pembawa bakteri Plasmodium penyebab malaria.

Tapi dalam sebuah penelitian di Inggris, terungkap bahwa anjing dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari pencegahan dan penanganan dini terhadap malaria. Anjing diketahui mampu mendeteksi penderita malaria.

“Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi malaria menghasilkan bau tertentu dalam nafas mereka yang mampu hilang setelah diobati,” kata Steve Lindsay, ahli malaria dari the School of Biological and Biomedical Sciences di Durham University, seperti yang dilansir dari Independent.

“Kami mengetahui bahwa nyamuk pembawa malaria lebih memilih untuk menggigit mereka yang sudah terjangkit penyakit tersebut, yang hampir pasti dideteksi berdasarkan aroma tubuh mereka,” kata Lindsay.

Menurut Lindsay yang juga kepala penelitian tersebut, dengan temuan tersebut, anjing dapat digunakan sebagai pemindai wisatawan di tempat yang rentan terinvasi malaria.

Penggunaan hewan berkaki empat itu dianggap menguntungkan karena tidak mahal, portabel, serta tidak memerlukan laboratorium besar untuk pengujian darah seperti prosedur pada umumnya. Selain itu, dengan penciuman anjing yang tajam, akan mudah dan cepat mengetahui orang dengan malaria yang kemudian mempercepat penanganan medis.

Bukan kali ini saja anjing menjadi berfungsi dalam kehidupan manusia. Anjing telah lama digunakan pihak kepolisian untuk investigasi kriminal. Selain itu, penelitian lain pun menunjukkan anjing mampu mendeteksi seseorang yang mengidap kanker.

“Anjing memiliki indra penciuman yang luar biasa. Mereka dapat mendeteksi hingga ukuran part per trillion. Ini setara dengan satu sendok makan gula dalam air kolam renang ukuran Olimpiade,” kata Claire Guest, CEO Medical Detection Dogs, lembaga pelatih anjing untuk kegiatan medis.

“Dalam sebuah pengujian, anjing sanggup membuktikan 93 persen mereka dapat dipercata mendeteksi kanker. Saya yakin mereka akan dapat mempelajari mendeteksi bau malaria,” lanjutnya.

Penggunaan anjing untuk mendeteksi kondisi medis seseorang seperti kanker telah disejutui di Inggris berdasarkan keputusan Departemen Kesehata Inggris (NHS).

Malaria adalah salah satu penyakit yang rentan terjadi di daerah tropis dan sub-tropis. Di Indonesia sendiri menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyatakan bahwa insiden malaria penduduk Indonesia adalah 1,9 dengan prevalensi enam persen.

Riskesdas 2013 juga menyatakan ada lima provinsi dengan prevalensi tertinggi, yaitu Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.

Orang yang terinfeksi Plasmodium akan merasakan sakit kepala, demam, berkeringat, sakit pada otot, sakit pada lampung, dan batuk kering. Komplikasi akibat malaria dapat menyebar hingga sistem pernapasan dan memengaruhi kehamilan.

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60