Pemda Rote Ndao Gandeng HI & CSI, Berdayakan Kaum Difabel

  • Whatsapp
banner 468x60

Penuli: Daniel Timu
Editor: Jefri Tapobali

PORTALNTT.COM, ROTE NDAO – Pemda Rote Ndao mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusif, untuk melanjutkan program Pembangunan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan (PEIB). Kegiatan tersebut (deklarasi) dilakukan dengan melibatkan sejumlah kaum difabel, termasuk kaum perempuan (kelompok rentan) di Auditorium Ti’i Langga, Rabu (15/12).

Ada lima poin yang dideklarasikan sebagai komitmen untuk terus dilaksanakan, setelah berakhirnya masa pelaksanaan PEIB di Kabupaten Rote Ndao. Dimana program tersebut, oleh Humanity & Inclusion (HI) dan CIS Timor Kupang, mulai dilaksanakan sejak 18 September 2018 lalu, dengan pelaksananya di 3 desa sasaran, yakni Desa Oebatu, Meoain dan Lalukoen di Kecamatan Rote Barat Daya.

Kelima point tersebut adalah, berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan program inklusif, siap mengemban amanat sebagai kabupaten inklusif dengan memberikan layanan terbaiknya terhadap masyarakat berkebutuhan khusus dalam semua proses layanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip dan tanpa diskriminasi. Selanjutnya, siap mendukung tersedianya sarana yang dapat diakses masyarakat berkebutuhan khusus dan penyandang dan penyandang disabilitas, demi kemajuan bangsa dan Negara.

Memberikan jaminan atas regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Bupati (Perbup) atau lainnya, termasuk penganggaran untuk masyarakat berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas, baik bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun dukungan dari Dana Desa (DD). Serta, ikut menjunjung melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas di Kabupaten Rote Ndao.

“Besok-besok kalau dilanjutkan, mohon untuk dilaksanakan di wilayah bagian Timur dan Tengah. Karena jujur saja, di wilayah-wilayah itu juga masih ada dan sangat memerlukan dukungan kita semua. Baik pemerintah, CIS Timor,” kata Feky M. Boelan, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Rote Ndao, dalam sambutan mewakili lembaganya.

Menurutnya, dengan pendampingan yang dilakukan oleh CIS di tiga desa sasaran, telah memberikan dampak yang sangat besar. Yang kemudian disebutnya, dapat mengangkat harkat dan martabat kaum marjinal.

“Tadi saya terharu mendengar cerita tentang mereka (difabel). Walau dengan kondisi yang terbatas, tetapi dari mereka, ada yang berhasil buat meja, mejahit, bahkan bercocok tanam. Ini perlu diperhatikan bersama dalam pengambilan keputusan dengan terus mendukung saudara-saudara kita,” kata Feky, yang kemudian memotivasi dan menyampaikan harapanya.

“Dorong (mereka) bukan orang terendah, dorang tidak pernah cacat. Karena kita semua sama, yang diciptakan Tuhan. Kami berharap, bagaimana caranya untuk pemerintah terus laksanakan, agar bisa mencakup wilayah lain di Kabupaten Rote Ndao,” ungkapnya.

Terhadap harapan tersebut, pemerintah Kabupaten Rote Ndao, menyatakan kesanggupan untuk mendukung dan melaksanakan secara berkelanjutan. Dimana melalui program pemberdayaan, kaum difabel terus diberdayakan sesuai bidang masing-masing.

“Setelah berakhirnya program ini, tidak langsung berhenti. Sudah pasti pemerintah akan meneruskan melalui pelaksanaan program-program pembangunan daerah untuk memberdayakan masyarakat,” kata Asisten administrasi pemerintahan dan kesejahteraan, Untung Harijito, dalam sambutanya yang mewakili Bupati Rote Ndao.

Sementara itu, mewakili kelompok inklusi Disabilitas, Aloysius Owon, menyatakan komitmen kaumnya. Setidaknya ada empat point penting yang disampaikan dan disambut riuh tepukan tangan. Yang disebutnya, kelompok rentan, yang terdiri dari Disabilitas, perempuan rentan, pemuda putus sekolah dan Kepala Keluarga (KK) miskin, berniat untuk saling menguatkan dalam mengakses layanan yang inklusif untuk bersama-sama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bersama di Kabupaten Rote Ndao.

Point, selanjutnya, Aloysius, mengatakan, kelompoknya menyadari tentang keberadaan dan kebutuhanya, sehingga tidak bisa berbuat maksimal jika tidak didukung pemerintah. Termasuk penyedia layanan, sektor keuangan, bisnis, CSO masyarakat serta keluarga dekat. Yang kemudian ditegaskan dalam kelompoknya untuk bergerak bersama dalam mengakses layanan.

“Kami ada dalam ikatan kelompok inklusi Disabilitas untuk maju bersama. Karena kita semua sama adanya dalam hak layanan,” kata Aloysius Owon, yang kerap disapa Nong, perwakilan kelompok inklusi Disabilitas, dalam point ketiga komitmenya.

Dalam point selanjutnya, Nong, mengatakan, kelompoknya akan enabale dan tidak disabilitas lagi, jika adanya pengakuan terhadap keberagaman yang ada pada kelompoknya. Begitu juga terhadap hambatanya, yang diminta untuk dihapuskan dan digantikan dengan perhatian yang perlakuan khusus dan keterlibatanya dalam pengambilan keputusan.

“Akhirnya, kami mengucapkan limpah terima kasih untuk semua pihak yang sudah mulai merintis forum inklusi disabilitas ini,” ungkapnya.

Komentar Anda?

banner 300x250

Related posts

banner 468x60