PORTALNTT.COM, KUPANG – Setelah dua hari melaksanakan Tour New Normal di Kecamatan Amfoang Timur dan Amfoang Utara yakni pada 16-17 juli 2020, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Kupang kembali berbagi dengan masyarakat wilayah Amfoang Barat Laut pada, Sabtu (18/7/2020).
Tour New Normal yang dipimpin langsung Ketua DPC Partai Demokrat, Winston Neil Rondo tersebut mengunjungi 6 desa di Kecamatan Amfoang Barat Laut.
“Ada satu desa di pantai sementara lima desa lainnya di gunung, lokasinya berada di posisi barat Gunung Timau, daerah ini dikenal sebagai lumbung ekonominya Amfoang, terutama desa-desa seperti Timau, Honuk dan Leonai, daerah ini merupakan wilayah penghasil siri, pinang, kelapa, sayur mayur dan hasil pertanian lainnya,” kisah Winston.
Winston bercerita bahwa Wilayah Amfoang Barat Laut merupakan daerah yang sangat memperihatinkan karena dikelilingi oleh sungai.
“Sebagian wilayah Amfoang ini adalah daerah pegunungan sehingga banyak sungai yang mengalir mengelilingi wilayah tersebut, saking banyak sungai desa-desa ini pada musim hujan terioslasi dan tidak bisa bepergian, aktifitas ekonomi lumpuh, anak-anak tidak bisa ke sekolah, guru tidak bisa mengajar. Jalannya rusak, struktur tanahnya, jembatannya tidak ada, daerah ini sangat sulit,” kata Winston.
Daerah tersebut makmur dengan segala sumber daya, namun terbatas karena hambatan geografis karena di kelilingi oleh sungai-sungai besar di musim hujan.
“Ada enam desa di Amfoang Barat Laut, yakni desa Soliu, Oelfatu, Saukibe, Leonai, Honuk dan Timau,” dalam Tour New Normal, DPC Partai Demokrat mengunjungi 38 titik di daerah tersebut.
Aksi Partai Demokrat di era new normal ini adalah membagikan ribuan masker, tempat cuci tangan, sabun dan cairan disinfektan di semua gereja, sekolah, kantor desa dan kecamatan.
DPC Partai Demokrat mempunyai tekad yang kuat untuk mengunjungi semua wilayah di kabupaten Kupang termasuk wilayah yang daerahnya jauh dan terioslir seperti Amfoang.
“Ada sebuah daerah di Desa Honuk, tepatnya di Oemolo mentok itu sebelahnya adalah Gunung Timau, kami sampai ke sana, bertemu pendeta, kepala sekolah, guru-guru di sana, perjalanan hari ke tiga ini sungguh menarik,” kisah Winston.
“Setelah dari Amfoang Utara, karena kami tiba sudah malam di Amfoang Barat Laut, kami beristirahat di Rumah Ketua PAC, seadanya saja beralaskan tikar menikmati suasana sejuk di Oelfatu lalu besok paginya kami naik ke gunung, tempatnya indah, namun jalannya masih jalan tanah berbatu dan menyebrangi banyak sungai kering yg berbatu lalu kami mampir ke gereja, sekolah dan kantor desa,” kata Winston.
Ada sebuah pengalaman di Desa Honuk, karena bertepatan dengan hari pasar, kami membagikan masker untuk pengunjung dan pedagang di Pasar.
“Yang unik adalah, saat kepala desa Honuk mendengar ada kunjungan Tour New Normal dari DPC Partai Demokrat kami diundang ke Kantor Desa karena bertepatan juga dengan rapat PKK di Kantor Desa, kami diundang berdialog dengan perangkat desa dan ibu-ibu anggota PKK karena saya membawa anggota Fraksi Demokrat DPRD asal dapil amfoang Ibu Ursula Totos, diskusinya jadi seperti musrenbang kecil, ada banyak tukar gagasan dan keluhan masyarakat,” ujar Winston.
Mantan Ketua Pemuda Sinode GMIT ini melanjutkan bahwa persoalan serius di wilayah Amfoang Barat Laut adalah listrik, transportasi, komunikasi persoalan di dunia pendidikan, pemberdayaan ekonomi.
Ada persoalan serius di SMPN 2 amfoang barat laut yang hanya mempunyai satu orang guru PNS itupun hanya kepala sekolahnya saja sedangkan 12 guru yang lainnya itu adalah honor komite atau dana BOS.
“Sekolah begitu terpencil, siswanya 200-an, kekurangan tiga ruang belajar, tapi yang terutama mereka ingin ada guru PNS yang bisa mengabdi penuh di sana atau setidaknya kesejahteraan guru komite itu ditingkatkan, sehingga mereka bisa bekerja full time dan lebih fokus melayani siswa,” katanya.
Disisi lain masyarakat Amfoang Barat Laut, mengharapkan agar pemberdayaan ekonomi pada kelompok perempuan untuk mengangkut hasil kebun dan pertanian mereka yang cukup melimpah, sementara itu persoalan transportasi menjadi satu point yang disampaikan.
“Mereka punya produk pertanian melimpah tapi karena terhalang perjalanan jauh, jalannya rusak, barang-barang menjadi sangat mahal, ada sebuah Bumdes yang cukup maju, mereka menjual barang kelontong, mereka meminta untuk diperjuangkan punya satu mobil pick up sehingga hasil pertanian mereka bisa di angkut, lau ada dua desa yang sama sekali belum dijangkau listrik, yakni desa Honuk, Leonai dan satu dusun di Desa Timau,” ujar Winston.
Aspirasi masyarakat tersebut, kata Winston langsung di dengar langsung oleh Ursula Totos, anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD kabupaten Kupang yang juga merupakan anggota DPRD asal dapil Amfoang.
“Kami diajak ikut pertemuan dan mendengarkan aspirasi mereka, ibu Ursula yang ada di komisi pendidikan, beberapa persoalan pendidikan akan segera ditindaklanjut, sementara listrik akan berkoordinasi dengan provinsi sedangkan persoalan lainnya kami titipkan dianggota fraksi yang ada dikomisi lain, ibu Ursula langsung bertindak sebagai nara sumber, dia berjanji dalam reses mendatang, dia akan hadir lagi Desa Honuk untuk berbicara dengan kelompok perempuan, petani dan pengurus Bumdes,” katanya.
Dengan banyaknya kegiatan tak terduga yang dilaksanakan, Winston menegaskan bahwa Tour New Normal tersebut bukan hanya mengedukasi masyarakat tentang tatanan hidup baru yang disampaikan pemerintah namun Partai Demokrat serap aspirasi dan membangun dialog dengan warga dan sekaligus mencari solusi atas persoalan mereka.
Selama tiga hari Tour di wilayah Amfoang, Partai Demokrat berbagi di 120 titik, selain edukasi dan dialog, DPC Partai Demokrat menyumbangkan kursi ke setiap PAC untuk disewakan secara gratis kepada masyarakat, “sumbangan ini adalah untuk mendukung Demokrat di tingkat kecamatan berkontrinusi untuk kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan warga sekitar. (PN)