PORTALNTT.COM, KUPANG – Warga desa Raknamo dan Oefeto kecamatan Amabi Oefeto mengeluhkan nasib mereka karena penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) di desa mereka bermasalah.
Pasalnya, bantuan yang selama ini diterima oleh warga kini makin tidak jelas arahnya. Para petugas yang diharapkan mampu memberikan penjelasan dan solusi malah tidak memberikan penjelasan. Hasilnya masyarakat hanya pasrah tak tahu harus berbuat apa.
Amos Boys, warga desa Oefeto pada media ini menyampaikan keluhannya terkait Program PKH. Diakuinya sejak tahun 2021, bantuan beras dan telur yang biasa diterima tidak pernah didapatkan lagi.
“Terima beras dan telur terakhir itu bulan Desember 2020. Sejak tahun 2021 kami tidak pernah lagi dapat bantuan beras dan telur,” keluh Amos penuh tanya, saat ditemui media ini, Rabu (15/12/2021).
Menurut Amos, hal ini pernah ditanyakan kepada petugas pendamping PKH tapi jawaban yang diterima bahwa namanya telah dihapus dari data yang ada.
“Saya tanya kenapa tidak dapat beras dan telur lagi dan dijawab bahwa nama saya sudah dihapus. Kalau memang nama saya dihapus tapi kami masih dapat uangnya. Kami masyarakt kecil jadi binggung,” ungkapnya.
Hal yang sama dikeluhkan Isak Faot warga desa Raknamo yang mempertanyakan bantuan yang diterima tidak sesuai dengan data yang diberikan. Menurut Isak, selama ini keluarganya biasa menerima bantuan PKH berupa Uang tunai dan beras ditambah telur.
“Kami sudah tidak dapat beras lagi. Lalu uang yang diterima juga hanya Rp 1 juta. Padahal sebelumnya kami biasa dapat Rp 2,2 juta karena ada balita. Sekarang saya sudah memiliki 2 balita, harusnya uang bertambah bukan berkurang,” keluh Isak.
Isak berharap, pemerintah segera menindaklanjuti pengeluhan mereka karena saat ini sudah memasuki penghujung tahun 2021.
“Kami berharap pemerintah memperhatikan pengeluhan kami, apalagi saat ini sudah bulan Desember dan akan segera berakhir tahun 2021. Kami mohon perhatian agar kami masyarakat kecil bisa dapat kepastian dan kejelasan tentang persoalan yang kami temui,” imbuh Isak diamini, Amos Boys, Adam Boys dan Matius Sora.
Frans Anin, warga desa Raknamo mengeluhkan istrinya Ruth Boys Anin tidak mendapatkan bantuan uang lagi
“Setiap bulan kami terima Rp 300.000, adakalanya lebih. Tapi sudah 1 tahun kami tidak terima uang lagi hanya terima beras 15 kg dan telur 15 butir setiap bulan.
Menurutnya, ia pernah mempertanyakan hal ini kepada petugas dan jawaban petugas agar mereka diminta mengecek langsung di Bank karena kartu sudah diblokir.
“Saya ke Bank dan cek uang tidak keluar. Saldo hanya Rp 6000 saja,” katanya penuh tanda tanya.