PORTALNTT.COM, KUPANG – Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia (FOPPSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengelar Musyawarah kerja (Musker) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi tenaga-tenaga operator sekolah di Kupang, Senin 12 Desember 2016. Kegiatan yang dilangsungkan di asrama Haji Kupang ini, diikuti oleh peserta dari 20 kabupaten/kota dan dihadiri langsung oleh ketua umum dan sekertaris FOPPSI.
Pantuan media ini, rombongan ketua umum FOPPSI disambut oleh seluruh peserta yang sudah berada di aula asrama Haji dengan sebuah tarian daerah dan dikalungi selendang tenunan khas NTT.
Ketua umum FOPPSI, Basuki Rahmat, dalam sambutannya mengatakan tentang sejarah berdirinya FOPPSI hingga berjalan menjadi sebuah organisasi yang telah mempunyai ribuan anggota di seluruh nusantara.
“Awalnya saya melihat banyak keluhan-keluhan tentang data pendidikan yang dikeluhkan orang-orang khusus di medsos (media sosial), dari situlah lahir sebuah gagasan untuk membuat sebuah forum untuk menyatukan seluruh tenaga operator data pendidikan di seluruh nusantara. Setelah melalui proses dan tahapan, FOPSSI lahir dan terus berkembang,” tutur Basuki.
Menurutnya, FOPPSI akan terus berkembang dan menjadi sebuah organisasi besar yang mampu memperjuangkan visi dan misi organisasi.
Saat ini, kata Dia, banyak tenaga operator yang belum mendapatkan kesejahteraan yang sesuai dengan apa yang ia kerjakan. Padahal tugas dan fungsi tenaga operator itu sangatlah penting untuk menghasilkan sebuah data yang tepat dan akurat.
“Hampir keseluruhan tenaga operator itu masih berstatus tenaga kontrak dengan SK kepala sekolah dengan gaji yang lumayan memprihatinkan, padahal beban kerja yang dijalankan sungguh mempunyai tanggung jawab besar untuk keberlangsungan anak bangsa dan sekolah tersebut,” katanya disambut tepuk tangan seluruh peserta yang hadir.
Untuk itu FOPPSI akan terus menyuarakan nasib para tenaga operator dan memohon dukungan dari pihak pemerintah khususnya Dinas pendidikan setempat.
Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Provinsi NTT, Drs. Alo Min, MM dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran FOPPSI di NTT. Baginya, kehadiran FOPPSI sebagai suatu organisasi independen yang memiliki visi misi yang baik demi meningkatkan mutu pelayanan pendidikan melalui hasil data yang tepat dan akurat akan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
“Keberadaan teman-teman ini diakui, dalam perkembangan selanjutnya nanti tinggal saja bagaimana kita agar operator ini tidak dilihat sebelah mata dari segi financial karena diketahui bersama tenaga operator sudah banyak membantu pelayanan pendidikan di sekolah,” ujar Alo.
Untuk sebuah perencanaan pendidikan mesti didukung oleh data yang benar, kalau datanya tidak valid bagaimana merencanakan sesuatu. Saat ini memang ada pengalihan SMA/SMK ke Provinsi dan data yang ada masih labil karena ada perbedaan data di provinsi di pusat.
“Data itu sangat penting tapi orangnya belum disadari penting, saya kira dengan kehadiran FOPPSI ini maka tentunya akan menyuarakan hak-hak teman-teman operator sehingga posisi tenaga operator ini bisa ditempatkan pada tempatnya,” katanya.
Untuk diketahui, jumlah peserta yang ikut dalam Musyawarah kerja (Musker) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) FOPPSI sebanyak 130 orang dari 20 kabupaten/kota dan dihadiri perwakilan kementrian pendidikan. Hampir seluruh peserta merupakan tenaga operator dengan SK kepala sekolah. Bisa dibayangkan dengan beban kerja yang demikian, dalam sebulan gaji yang mereka terima sebagai tenaga operator, Rp. 250.000/bulan. (Jefri)