PORTALNTT.COM, MAUMERE – Maria Yuliarti Palan Senuker (21) merupakan peserta dari segmen Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU-BU) yang sehari-hari bekerja sebagai Cleaning Service dan harus siap dari pagi sebelum pegawai datang.
Pekerjaan yang mengandalkan fisik yang kuat dan prima membuatnya harus menjaga kesehatan dirinya. Salah satunya dengan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Wanita lajang ini mengaku sangat bersyukur menjadi peserta JKN karena menurutnya sakit bisa datang kapan saja di saat yang tidak diduga.
“Saya setiap hari harus datang pagi-pagi untuk membersihkan area yang menjadi tugas saya. Sehingga saya pun harus memperhatikan fisik saya agar selalu sehat. Beruntung saya sudah menjadi peserta JKN karena saya tidak tau kapan sakit datang. Tapi saya berharap dapat terus sehat,” tutur Wanita yang akrab disapa Aty ini, pada Senin (20/02).
Aty menceritakan pengalamannya saat sakit dan berobat menggunakan Program JKN. Ia yang waktu itu merasa sakit tiba-tiba di bagian dada, kemudian diantar keluarganya ke fasilitas kesehatan tempat ia terdaftar. Menurutnya, pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan sangat baik.
Ia yang merupakan peserta JKN tidak dibedakan dengan pasien umum. Ia mengaku bahwa pada saat itu ia mengantre bersama peserta umum lainnya, sehingga tidak ada perbedaan antara peserta JKN dengan peserta umum lainnya.
“Saya bersyukur sudah jadi peserta JKN karena pernah satu waktu saya merasakan sakit sekali pada bagian dada sampai tembus ke belakang punggung. Saya waktu itu tidak tahan dengan rasa sakitnya sehingga ibu saya mengantar saya ke Puskesmas Kopeta. Jadi awal mulanya sakitnya dari malam tapi saya paksa untuk tidur, saya kira akan membaik. Namun di pagi hari saya tetap memaksakan diri kerja bersih-bersih, namun setelah itu saya tidak mampu lagi menahan rasa sakit. Ibu saya yang kahawatir pun mengantar saya ke Puskesmas Kopeta. Disana saya dilayani dengan sangat baik oleh dokter dan perawatnya,” cerita Aty.
Aty juga menceritakan selain tidak adanya diskriminasi antara pasien JKN maupun pasien umum dan semua mengikuti prosedur yang ada selain ia tidak diminta iuran biaya. Disana ia ditangani oleh dokter dan diberikan obat sesuai indikasi medisnya.
“Saya tidak dibedakan dengan pasien umum lainnya, saya mengantre sama dengan yang lain. Dokter mendengarkan keluhan rasa sakit saya dan saya diberikan obat. Puji Tuhan saya sembuh dan bisa masuk beraktifitas seperti biasa. Waktu itu tidak ada biaya tambahan yang keluar yang penting kita ikut alur dan prosesdur yang ada,” cerita Aty.
Aty mengaku kalau dulu sebelum menjadi peserta JKN dari segmen PPU BU ia sudah dapat dari pemerintah. Sehingga ia dan keluarga merasa aman ketika beraktifitas. Menurutnya keamanan itulah yang paling penting. Ia dan keluarga terjamin jaminan Kesehatan. Sehingga ia pun tidak segan mengajak orang-orang disekitarnya yang belum terdaftar menjadi peserta JKN untuk segera mendaftar.
“Dulu kan saya dapat dari pemerintah. Yang dapat mama, bapak, saya dan satu orang adik. Tapi saat kerja saya mengundurkan diri sebagai peserta PBI APBD karena sudah ditanggung dari kantor. jadi nanti yang lain bisa mengisi posisi saya yang sudah mengundurkan diri dari PBI APBD,” tutur Aty.
Pada kesempatan yang sama, Aty pun menunjukkan Mobile JKN yang sudah terpasang di handphonenya. Ia mengaku banyak sekali fitur yang memudahkannya dalam mengakses pelayanan baik administrasi peserta maupun pelayanan kesehatan. Misalnya ada fitur terkait pendaftaran online, skrining kesehatan, mengecek tagihan dan masih banyak lagi. Ia pun mengatakan kalau berobat sekarang tidak repot lagi menunjukkan kartu JKN.
“Saya sudah memasang aplikasi Mobile JKN di handphone. Banyak sekali fitur di dalamnya. Disana ada fitur pendaftaran online, skrining kesehatan, mengecek tagihan. Saya sering membukanya, termasuk membuka informasi terkait JKN. Di dalam Mobile JKN ada KIS Digital, tapi kan sekarang tidak perlu lagi, karena cukup pakai KTP jadi identitasnya. Jadi pas ke fasilitas kesehatan hanya tunjukkan KTP saja”, tutup Aty dengan mantap.