Portal NTT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali menguat pada perdagangan Selasa (31/5), dalam rentang support 4.801-4.822 dan resisten 4.857-4.870 setelah pada perdagangan kemarin ditutup pada level 4.836.
Reza Priyambada, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan, laju IHSG bakal berada di atas area target support 4.758-4.779 dan berada di sekitar area target resisten 4.833-4.855 hingga akhir sesi.
Menurutnya, meski kenaikan kali ini tidak setinggi sebelumnya tetapi laju IHSG kembali mampu membentuk tren kenaikan seiring dengan masih adanya aksi beli. Namun, dengan harapan sentimen positif masih ada dan pelaku pasar masih mempertahankan aksi belinya maka laju IHSG pun masih berkesempatan menikmati tren kenaikannya.
“Tapi jika volume beli mulai berkurang seiring dimanfaatkannya tren kenaikan tersebut untuk aksi ambil untung maka perlu diwaspadai akan adanya pembalikan arah melemah,” ujar Reza dalam riset, dikutip Selasa (31/5).
Sementara analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memprediksi IHSG akan bergerak mixed tertekan dengan rentang pergerakan support 4.789 dan resisten 4.850. Menurutnya, level saat ini telah mencapai area upper bollinger bands, sehingga dibayangi penguatan yang terbatas.
Sementara laju bursa saham Amerika Serikat tutup seiring dengan libur Memorial Day. Sebelumnya, rilis pertumbuhan ekonomi Amerika menjadi 0,8 persen secara tahunan (YoY) atau lebih tinggi dari sebelumnya 0,5 persen untuk periode kuartal I mampu membuat laju bursa saham negara Barrack Obama berbalik positif.
“Selain itu, mulai adanya sinyal kepastian The Fed untuk menaikan suku bunganya mulai ditanggapi positif pelaku pasar,” kata Reza.
Selanjutnya, laju bursa Eropa bergerak menguat tipis. Hal ini karena liburnya Indeks US dan FTSE akibat Memorial day dan Bank Holiday di Inggris. Rilisnya data GDP Yunani di Kuartal I yang kembali mencatatkan turun 0,5 persen di mana berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,4 persen sehingga membuat pelaku pasar terlihat waspada terhadap dampak yang akan terjadi di kawasan Eropa.
Sementara itu, Laju bursa Asia mayoritas menguat setelah pernyataan Janet Yellen yang kembali membuka peluang adanya kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat bila rilis data inflasi negaranya sesuai ekspektasi. Keadaan tersebut membuat Yen melemah ke level 111 per dolar dan membuat Indeks Nikkei meningkat 1,4 persen di 17,068.
Selain itu, pernyataan Shinzo Abe terkait penundaan rencana untuk meningkatkan pajak konsumsi dan penjualan di bulan April turut menambah sentimen positif terhadap kawasan Jepang.
“Masih berlanjutnya aksi beli di bursa saham Tiongkok dan sekitarnya serta laju harga minyak yang kembali melanjutkan kenaikan turut membantu positifnya laju bursa saham Asia,” ungkap Reza. (CNN)